Nationalgeographic.co.id - Sepuluh tahun yang lalu, ilmuan menduga bahwa rasa gatal adalah jenis lain dari rasa sakit, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan. Proses keduanya sama, menggunakan reseptor di epidermis untuk menyampaikan pesan kimia dan listrik ke tulang belakang dan otak untuk mengatakan sesuatu yang menyakitkan.
Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu pengatahuan, ilmuwan mengetahui bahwa rasa gatal sebenarnya memiliki sirkuit spesifiknya sendiri, yang melibatkan senyawa kimia dan selnya sendiri juga.
Baca Juga : Suku Chambri dan Tradisi Skarifikasi, Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya
Gatal atau dalam dunia medis dikenal sebagai pruritus, merupakan sebuah reaksi alami untuk melindungi kulit dari parasit dan penumpukan sel-sel mati.
Sebagai lapisan paling luar dari tubuh, masuk akal bila kulit secara biologis mengembangkan sistem pertahanan diri seperti reaksi menggaruk. Namun, sampai sekarang ilmuan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana rasa gatal dan garukan dapat berubah menjadi sensasi kenikmatan tersendiri.
Dilansir dari Science Alert, Senin (15/10/2018), menggaruk daerah yang gatal akan membuat sinyal rasa sakit tingkat rendah masuk ke otak dan menggantinya menjadi rasa lega atau setara dengan nikmat. Itulah sebabnya mengapa mencubit atau menampar di tempat yang terasa gatal, sensasinya juga sama seperti menggaruk.
Saat menggaruk bagian yang terasa gatal, maka otak juga akan mengeluarkan hormon serotonin yang akan mengurangi rasa gatal. Namun, hormon ini hanya berlaku untuk sementara saja.
Serotoninlah yang sebenarnya dapat mempermudah sinyal gatal untuk muncul kembali. Itulah yang menyebabkan ketika menggaruk daerah yang gatal, rasa gatal tidak bisa hilang begitu saja, tetapi muncul di sekitar wilayah yang sama atau di tempat lain.
Gatal juga bisa disebabkan oleh kerusakan pada saraf yang menyebabkan rasa gatal tidak bisa dikendalikan, yang dikenal sebagai gangguan pruritus. Beberapa kasus gatal seperti itu dapat disebabkan oleh infeksi virus yang mempengaruhi sistem saraf. Ada juga kondisi gatal yang disebabkan oleh alergi, seperti pruritus aquagenik setelah kontak dengan air.
Semua hal yang disebutkan, dapat membuat tubuh menjadi gatal tanpa sebab yang jelas dan tidak bisa selesai hanya dengan menggaruknya saja. Dalam hal ini, tindakan medis seperti pemberian anestesi sangat diperlukan.
Baca Juga : Bagaimana Mengetahui Bahwa Seseorang Sedang Berbohong Melalui 6 Tanda
Terkadang rasa gatal tidak hanya terjadi di permukaan kulit. Rasa gatal juga bisa terjadi akibat dari sesuatu yang berasal dari dalam tubuh.
Sampai sekarang, ilmuan masih terus mencari tahu tentang respons gatal yang aneh dan unik, sehingga pada masa yang akan datang, mungkin saja manusia dapat mematikan rasa gatal yang tidak terkendali untuk selamanya.
Source | : | Kompas.com,Science Alert |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR