Nationalgeographic.co.id - Pada Minggu (21/10) lalu, National Geographic Indonesia kembali mendatangi kawasan Car Free Day di Jalan MH Thamrin dalam rangka menyosialisasikan gerakan #SayaPilihBumi. Kali ini, NGI berkolaborasi dengan Trash Hero Jakarta dan Beach Clean Up Jakarta.
Diky Wahyudi Lubis, Community Specialist National Geographic Indonesia, mengatakan, keresahan atas jumlah sampah plastik di Indonesia yang semakin banyak, menjadi penggerak kegiatan ini. Siapa pun harus berusaha untuk mengurangi konsumsi sampah plastik.
“Memulai sikap peduli dari diri sendiri adalah langkah berani dalam berkomitmen untuk Bumi yang lebih baik. Bisa dimulai dari hal yang paling mendasar seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” papar Diky.
Baca Juga : Sampah Plastik Tercecer Saat Car Free Day, #SayaPilihBumi Mulai Bergerak
Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai sudah mulai dilakukan Theresia (31), salah satu peserta gerakan #SayaPilihBumi, akhir-akhir ini. Meski begitu, ia mengaku, mengubah kebiasaan tersebut bukanlah hal mudah.
"Cukup sulit melakukannya karena plastik masih menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari," katanya.
Perlu edukasi dan kesadaran diri agar bisa menggunakan plastik dengan bijak. Sayangnya, saat melakukan aksi bersih-bersih di Car Free Day, Theresia melihat masih banyak masyarakat yang kesulitan membedakan tempat sampah dan pot tanaman. Mereka seenaknya membuang sampah ke tempat yang tidak seharusnya.
"Tidak hanya membuang sampah di jalanan, pot tanaman yang seharusnya memberi napas untuk kota saja masih dicemari," papar Theresia.
Sebanyak 105 kilogram sampah yang tercecer di jalur Sarinah hingga Bundaran HI berhasil dikumpulkan para peserta. Kemasan botol minuman, sedotan plastik, wadah makanan plastik dan puntung rokok adalah yang paling sering ditemukan di sana.
Masih banyak orang berpikir bahwa sampah plastik akan menghilang, nyatanya kita hanya memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Penulis | : | Marti Karina PS |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR