Nationalgeographic.co.id - World Wildlife Fund (WWF) dalam laporan terbarunya, memperingatkan kondisi lingkungan yang semakin buruk.
Populasi satwa liar telah menurun 60 persen dalam kurun waktu 40 tahun. Hal ini disebabkan oleh polusi, penggundulan hutan, perubahan iklim dan faktor buatan manusia lainnya.
Sejak tahun 1970, jumlah hewan vertebrata di dunia pun telah berkurang hampir separuhnya -- termasuk gajah Afrika, harimau Sumatra, dan quoll yang berasal dari Australia.
Sementara itu, menurut Living Planet Report WWF, populasi lebih dari 4.000 spesies mamalia, burung, ikan, reptil dan amfibi menurun dengan cepat dari tahun 1970 hingga 2014.
Baca Juga : Ilmuwan Berhasil Selamatkan Bayi Gurita yang Terjebak Sampah Plastik
Dermot O'Gorman, Pejabat Eksekutif Tertinggi WWF, memaparkan, peningkatan pembukaan lahan di pantai timur Australia juga membuat koala menjadi salah satu hewan yang diprediksi akan punah di New South Wales dalam waktu kurang dari 30 tahun.
Valentina Mella dari University of Sydney pun mengatakan hal sama. Menurutnya, banyak hewan yang semakin terancam akibat perubahan iklim, termasuk koala.
"Aku tidak terlalu optimis tentang masa depan koala," ujarnya.
Baca Juga : Lima Penyebab Kecelakaan Pesawat yang Paling Umum Terjadi di Dunia
WWF mencatat, hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan, perubahan iklim, polusi, dan spesies invasif menjadi ancaman utama yang perlu ditangani untuk melindungi hilangnya hutan dan keanekaragaman hayati.
Khususnya di daerah tropis di mana penebangan tanaman untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit membuat habitat besar di seluruh Asia Tenggara dan Amerika menghilang.
Kini, tingkat kepunahan spesies 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan sebelum manusia terlibat dalam ekosistem hewan.
Source | : | CNN,abc net |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR