Nationalgeographic.co.id - Agensi luar angkasa Amerika Serikat dan Tiongkok sedang aktif melakukan kontak dan saling koordinasi terkait misi eksplorasi Bulan.
"Dengan persetujuan dari Kongres, NASA telah berdiskusi dengan Tiongkok dalam mengamati misi pendaratan di Bulan yang dilakukan Chang'e-4," kata Thomas Zurbuchen, administrator direktorat misi sains NASA, melalui Twitter.
Baca Juga : Astronom Temukan Lubang Hitam yang Berkeliaran di Sekitar Galaksi Kita
Cuitan Zurbuchen tersebut senada dengan pernyataan dari Wu Yanhua, wakil kepala China Lunar Exploration Program.
"NASA berbagi informasi dari satelit AS, sementara Tiongkok memberi tahu Amerika tentang garis lintang, garis bujur, dan waktu pendaratan di Bulan," tuturnya.
Kerja sama antara Tiongkok dan AS, dilakukan agar Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA dapat mengamati pendaratan bersejarah Chang'e-4 di Bulan yang terjadi pada 3 Januari lalu. Pengamatan seperti ini, dapat membantu para astronaut mempersiapkan misi ke Bulan di masa depan.
"Informasi sains yang dikumpulkan terkait pendaratan pesawat luar angkasa, dapat memberikan pengetahuan lebih tentang bagaimana Chang'e-4 tiba di permukaan Bulan dan bermanfaat bagi misi selanjutnya," papar NASA.
Rencananya, LRO akan melewati lokasi pendaratan Chang'e-4 pada 31 Januari dan mengambil beberapa gambar di sekitarnya.
Kedua agensi luar angkasa ini mengatakan, hasil dari kolaborasi mereka akan disampaikan kepada komunitas ilmuwan global di pertemuan PBB, Februari mendatang.
Baca Juga : Miliaran Bintang di Luar Angkasa Berubah Menjadi Bola Kristal Raksasa
Diketahui bahwa sejak 2011, Kongres AS telah melarang penggunaan anggaran NASA dan kebijakan sains dan teknologi Gedung Putih untuk "mengembangkan, merancang, merencanakan, serta mengimplementasikan kebijakan, program, atau kontrak bilateral apa pun dengan negara atau perusahaan Tiongkok".
Namun, sepertinya, untuk misi eksplorasi ke Bulan ini ada pengecualian. NASA sendiri harus berkali-kali meyakinkan Kongres dan FBI bahwa kerja sama yang mereka lakukan dengan Tiongkok tidak akan memberikan ancaman kepada teknologi, data, atau informasi lain yang terkait dengan kemananan nasional dan ekonomi AS.
"Semua data NASA dari program ini, tersedia untuk umum. Kolaborasi NASA dan Tiongkok bersifat transparan, timbal balik, dan saling menguntungkan," ungkap NASA dalam sebuah pernyataan.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR