Ternyata sistem iklim bumi lebih sensitif dalam meningkatkan gas rumah kaca, penemuan terbaru tentang pemanasan global menunjukan, jika pemotongan emisi harus dilakukan untuk menjaga pemanasan bumi dibawah level berbahaya.
Peneliti menemukan, jika bumi mengalami peningkatan panas lebih dari 20% selama beberapa dekade, bahkan melampaui estimasi awal. “Respon iklim sementara” adalah ukuran yang menangkap seberapa besar bumi kita menghangat, terkait dengan banyaknya gas rumah dan polutan lain.
Berkat aktivitas manusia, seperti memakai bahan bakar fosil, jumlah gas rumah kaca di atmosfir melonjak ke level yang tidak terbayangkan dalam sejarah manusia. Contohnya 2013, jumlah karbon dioksida yang menjadi gas rumah kaca di atmosfir, telah menyentuh 400 ppm, angka ini merupakan level tertinggi selama 800,000 tahun belakangan.
Drew T. Shindell dari NASA juga melakukan penelitian menggunakan komputer pintar, mereka melihat gas buang dari reaktor dan kendaraan, yang biasa disebut aerosol. Shindell menemukan, aerosol sangat berdampak dalam pemanasan global karena substansi ini banyak berada di belahan utara bumi.
Reto Knutti, profesor dari Institute for Atmospheric and Climate Science, Zurich. Menyatakan jika penemuan terbaru tentang pemanasan global dari Shindell adalah hal penting yang membuka pemahaman kita.
“Dalam pandangan saya, hasilnya sangat jelas. Akan menjadi berita bagus jika kita bisa menyesuaikan perbedaan antar metode ini, dan berita buruknya, sepertinya kita tidak bisa terhindar dari pemanasan global.”
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR