Plastik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Banyak warga menggunakan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, gelas, sedotan, botol, dan alat-alat lainnya.
Sampah-sampah yang dibuang oleh manusia sudah tidak terhitung jumlahnya. Sebagian diantaranya terdapat di lautan. Salah satu kumpulan sampah tersebut berada di Samudera Pasifik dan memilki luas dua kali lipat luas daratan negara Amerika Serikat. Tumpukan tersebut terkumpul dalam kurun waktu 50 tahun dan terus bertambah luas dengan cepat. Sampah plastik menjadi bagian terbesar, yaitu mencapai 90%.
Penelitian di Nature menunjukkan bahwa “sumber dari daratan, bukan sumber dari laut, yang dianggap sumber utama masuknya plastik ke lautan”. Ini termasuk sampah plastik—rumah tangga dan komersial—yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke laut.
Baca juga: 21 Februari, Hari Peduli Sampah Nasional
Untuk itu, diperlukan upaya untuk menghindari tumpukan sampah yang semakin luas lagi. Beberapa cara berikut dapat dicoba:
Setiap tahunnya, hampir 3 juta ton sampah plastk di seluruh dunia berasal dari botol air minum kemasan sekali pakai. Khusus di Amerika Serikat, 80% botol-botol tersebut gagal untuk didaur ulang. Untuk mengatasinya, pilihlah botol-botol minuman yang bisa digunakan berkali-kali, seperti botol dari stainless steel atau yang bebas BPA.
Sekitar 500 miliar hingga satu triliun benda yang dibuang oleh manusia setiap tahunnya adalah sampah kantong plastik sekali pakai (sekitar satu juta kantong plastik setiap menitnya). Padahal sampah jenis ini membutuhkan waktu 1000 tahun untuk dapat terurai. Oleh karena itu, menggunakan dan membawa tas belanjaan sendiri dapat menjadi pilihan. Beberapa bahkan sudah didesain agar dapat dilipat kecil, agar mudah dibawa.
Baca juga: Hal-Hal Seputar Kantong Plastik yang Harus Anda Ketahui
Produk komersial tentunya akan menarik apabila kemasannya juga menarik. Berbeda sekali dengan produk yang tidak dikemas. Namun, dikarenakan dapat menimbulkan sampah, maka ada baiknya untuk memilih makanan tanpa kemasan plastik. Memilih sabun batangan dapat dijadikan contoh karena menggunakan kertas, tidak seperti sabun cair yang menggunakan plastik.
Makanan olahan yang menggunakan kemasan tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan. Jadi, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi makanan segar. Lagi pula, penelitian di Portland, Amerika Serikat menunjukan bahwa menggunakan makanan segar dapat menghemat pengeluaran sekitar 30-60 persen.
Baca juga: Lebih dari Setengah Penyu di Dunia Telah Menelan Plastik
Masih ingat konsep 3R (reduce, reuse, recycle )? Konsep ini dapat diterapkan ketika tidak dapat mengurangi atau menggunakan kembali kemasan plastik. Namun, usaha untuk mendaur ulang (recycle ) nampaknya bukan sekadar tugas lembaga tertentu, melainkan tugas semua pihak. Menurut data pemerintah Amerika Serikat, 75% sampah yang ada memang dapat didaur ulang, tapi hanya sepertiganya yang benar-benar berhasil didaur ulang. Untuk itu, memotong-motong kemasan yang sudah digunakan menjadi langkah yang mesti dilakukan untuk mempermudah proses daur ulang.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR