Saat bulan puasa, orang akan bangun tidur beberapa jam lebih awal dari biasanya untuk makan sahur. Setelah sahur dan salat subuh, banyak orang yang langsung tidur kembali. Apalagi mereka yang harus bekerja pada pagi harinya. Hal ini bisa dimaklumi, karena waktu tidur terpotong oleh sahur.
Namun, langsung tidur setelah sahur tidak baik bagi kesehatan. Praktisi Gizi Klinik dan Olahraga, Rita Ramayulis SCN, M.Kes mengungkapkan, makanan yang baru masuk ke dalam tubuh harus dicerna terlebih dahulu. Jika langsung tidur, sistem pencernaan tidak akan bekerja dengan baik.
Baca juga: Banyak Nyamuk Saat Musim Hujan Usai, Usir dengan 5 Cara Mudah Ini
"Kalau kita langsung tidur, oksigen berpindah ke lambung semua. Kita bawa tidur semakin tidak bisa lambung bekerja dengan cepat. Oksigen di otak juga jadi berkurang," terang Rita dalam sebuah acara di Jakarta.
Akibatnya, saat bangun tidur perut terasa penuh, sakit perut, juga pusing. Selain itu, makanan yang belum dicerna bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan ketika dalam posisi tidur.
Rita menjelaskan, makanan seperti karbohidrat akan dicerna selama dua jam. Maka, setelah itu isi di lambung telah berkurang. Sementara itu, protein butuh waktu tiga jam dan lemak selama empat jam untuk bisa dicerna dalam tubuh.
"Jadi minimal setelah dua jam baru tidur lagi. Saat itu isi lambung sudah berkurang," imbuh Rita.
Baca juga: Terlalu Sering Buang Air Besar, Tinja Kuda Nil Bunuh Banyak Ikan
Bagaimana jika tidur dilakukan dengan posisi duduk? Menurut Rita, hal ini juga akan menghambat kerja lambung setelah makan. Saat tidur, semua organ tubuh pun beristirahat. Bahkan, menurut Rita, ketika seseorang sahur dalam porsi makan yang cukup banyak, sebaiknya tidak tidur lagi setelah sahur.
Hal sependapat juga dikatakan oleh Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH. Kebiasaan tidur setelah makan berat akan menyebabkan asam lambung balik arah kembali ke kerongkongan, yang pada akhirnya bisa menyebabkan masalah pada saluran cerna.
Kebiasaan itu dapat memicu gejala GERD (gastroesophageal reflux disease). Penyakit ini diderita lebih 10-20 persen populasi orang dewasa. Adapun gejala khas penyakit ini meliputi rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang mengganjal, atau disebut juga sebagai heartburn.
Kebiasaan lain juga perlu dihindari adalah makan berlebihan saat berbuka puasa dan diikuti dengan merokok.
Source | : | national geographic indonesia |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR