Nationalgeographic.co.id - Informasi mengenai nasi yang berubah menjadi racun ketika dipanaskan lebih dari dua belas jam di dalam magic jar tengah viral dalam aplikasi percakapan. Berdasarkan penelusuran National Geographic Indonesia, isu ini sebanarnya sudah pernah muncul dan viral pada tahun 2016.
Saat itu, pembahasan mengenai kebenaran informasi di dalamnya pun sudah banyak dilakukan. Namun tetap saja, informasi ini terus beredar.
Baca juga: Upaya Peneliti Dalam Membuktikan Kemampuan Hewan Memprediksi Gempa
RACUN DARI NASIKeluarkan nasi dari rice cooker kalau sdh matang. Kalau lebih dari 12 jam menjadi pemicu diabetes.H
Kebiasaan yang Jadi Pemicu Anak Menderita Kanker dan Diabetes
Hari ini saya cukup Shock. Bagaimana tidak, karena ternyata kebiasaan yang selama ini saya anggap sepele, merupakan perbuatan berbahaya untuk anak anak saya. Istilahnya, saya sayang anak tapi saya pula yang setiap hari memberi anak racun. Dengan info ini, saya sangat berterima kasih pada sekolah Zara (anak saya yang masih TK) karena telah mendatangkan seorang konsultan kesehatan, Pak Anto dari Lembaga Konsultan Kanker Indonesia.
Ia sempat menjelaskan bedanya Myom, Tumor, Kista dan Kanker. Tapi saya di artikel ini hanya ingin menceritakan ulang penjelasan Pak Anto yang membuat saya shock.
BAHAYA NASI DARI MAGIC COM
Ini adalah fakta pertama yang membuat saya shock. Tapi syukurlah kalimat tersebut hanya kalimat pembuka Pak Anto saja. Karena nyatanya nasi dari magic com boleh dimakan. Namun dengan syarat, tidak boleh lebih dari 12 jam di dalam magic com dengan kondisi terus terusan dihangatkan.
"Karena nasi yang terus dihangatkan dalam magic com, saat lebih dari 12 jam ia akan berubah menjadi racun”, kata Pak Anto memperingatkan. Sehingga ketika memasak nasi dan sudah matang, ia menyarankan untuk mengeluarkan nasi tersebut dari magic com dan dipindahkan saja di tempat nasi.
Ia melanjutkan, “Nasi yang baik adalah nasi yang dimakan saat sudah dingin, bukan nasi hangat. Karena nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah.”. Inilah mengapa sekarang banyak anak menderita diabetes. Karena mereka terbiasa makan nasi hangat dari magic com. Beda dengan orang zaman dahulu yang dimasak di langseng kemudian jika sudah matang akan diletakkan di tempat nasi. Dengan demikian nasi tidak terus menerus dihangatkan.
Saya dan keluarga sering makan di luar. Jadi kadang masak nasi tapi ngga ada yang makan, so magic com jalan teruuus. Besoknya kadang nasi baru terjamah. Hm … yang jelas saya sering sekali meletakkan nasi di magic com lebih dari 12 jam.
Sekarang sejak penataran, seusai nasi matang, magic com langsung saya matikan dan nasi saya dinginkan.
Pakar gizi, Jansen Ongko, MSc, RD, dikutip dari Detik mengatakan bahwa tidak ada efek signifikan mengenai jangka waktu pemanasan nasi di dalam magic jar dengan kesehatan.
"Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, nasi aman untuk dikonsumi," ucap Jansen lebih lanjut.
Mengenai kadar gula dalam nasi, seorang peneliti dari Wageningen University, Prof. Edith Feskens, mengatakan bahwa nasi yang lengket atau dimasak lama, memang memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nasi yang kering.
Sementara itu, Jansen mengatakan bahwa IG hanya berbahaya bagi pasien diabetes. "Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat, dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya," ucap Jansen.
Baca juga: Hewan Laut yang Terjerat Sampah Plastik Kembali Tertangkap Kamera
Lebih lanjut, Jansen mengatakan bahwa dengan demikian nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi oleh orang sehat, bukan pasien diabetes.
Senada dengan Jansen, dikutip dari Detik, dr. Verawati S, SpGK dari RS Kemang Medical Care mengatakan bahwa tidak ada larangan mengenai mengonsumsi nasi yang dihangatkan selama dua belas jam atau lebih.
"Nasi hangat memang IG-nya naik, tapi sedikit, tidak banyak. Nasi ditaruh di dalam kulkas pun kalau dihangatkan akan naik lagi IG nya," lanjut dr. Vera.
Tidak hanya Janse Ongko dan dr. Vera, sejumlah dokter dan ahli gizi pun meragukan kebenararan informasi ini. Bukan tanpa alasan, pasalnya, data dan penelitian terkait hal ini memang belum ada. Sehingga informasi di dalamnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Meski demikian, Dr. Em Yunir, pakar diabetology RSCM mengatakan bahwa walau tidak dapat dipercaya, tetapi masyarakat diimbau untuk mengonsumsi nasi sesuai dengan kebutuhannya dan tidak berlebihan.
Source | : | liputan 6,Detik.com |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR