Nationalgeographic.co.id - Para peneliti menemukan cara baru untuk mencari berbagai jenis hewan tanpa harus menangkap mereka. Dengan menggunakan proses Environmental DNA, peneliti dapat menemukan jejak genetika sebagai langkah awal pencarian.
Sebuah ember diikat dengan tali dan dilemparkan ke East River oleh Pakar Mark Stoekle. Kemudian ia menarik kembali ember yang sudah terisi dengan air. Mark melakukan ini untuk mengetahui mencari tahu informasi terkait ikan-ikan yang hidup di sana.
Tidak perlu membutuhkan proses pengumpulan yang lama, Mark hanya perlu mengumpulkan bagian kecil dari DNA yang ditinggalkan oleh ikan-ikan di dalam sungai tersebut.
Baca Juga : Dikenal Penyendiri, Laba-Laba Ternyata Lebih Berani Bila Berkelompok
Air yang sudah dikumpulkan ini kemudian dimasukan ke dalam botol dan diteliti oleh Mark untuk mencari environmental DNA lebih lanjut dalam laboratorium. Mark menjelaskan, "Dengan menganalisa DNA yang kita temukan dalam air itu, kita bisa mengetahui jenis-jenis ikan yang ada di sana."
Mark dan beberapa mahasiswanya juga ingin mempelajari apakah ikan-ikan tersebut sudah kembali dan berkembang biak di East River setelah sungai tersebut terkena polusi. Berdasarkan contoh air yang diambil dari East River, Mark dapat menemukan sisik-sisik dan sel-sel kulit ikan yang mengandung bahan genetika.
"Dari segelas air sungai itu, kita bisa menemukan apa yang tampak seperti bercak-bercak debu, yang kemudian bisa kita ambil DNA-nya untuk dianalisis, sama seperti yang dilakukan polisi ketika memeriksa tempat kejadian perkara," pungkas Mark.
Baca Juga : Mungkinkah Peringatan Dini Kebakaran Didapat Melalui Citra Satelit?
Sementara itu, para ahli sedang mencari kura-kura yang memiliki kulit lunak yang disebut kura-kura Yangtze dan bertempat di sungai Vietnam. Kura-kura ini sangat langka dan hanya bisa ditemukan di tempat tertentu di Asia.
Tracie Seimon, pejabat Wildlife Conservation Society kebun binatang Bronx di New York, mengatakan, “Kami akan bisa membantu menyelamatkan kura-kura Yangtze berkulit lunak itu dari kepunahan kalau kami bisa menemukan di mana mereka hidup."
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR