Nationalgeographic.co.id - Kabupaten Toraja memiliki keunikan tersendiri dalam proses pemakaman jenazah. Untuk jenazah orang dewasa biasanya akan dimakamkan di gua, batu, atau tebing yang dilubangi untuk meletakan jenazah. Namun, berbeda bila yang meninggal adalah seorang bayi.
Objek wisata ini berada di kabupaten Tana Toraja, daerah terpencil di daerah pegunungan Sulawesi Selatan, 186 mil sebelah utara ibu kota Makassar.
Untuk mencapai lokasi permakaman, wisatawan akan diajak berjalan kaki menuruni anak tangga yang tak jauh dari lokasi pintu masuk "Baby Grave Kambira".
Di tengah rimbunan bambu, akan banyak batang pohon yang menjulang tetapi tidak terlalu tinggi. Batang pohon tersebut dipenuhi oleh sejumlah "pintu" berbentuk persegi panjang berbahan ijuk.
Baca Juga : Pasca Gempa dan Tsunami di Palu, Facebook Mengaktifkan
Soba, pemandu wisata Toraja mengatakan bahwa pohon yang berada di sana bernama pohon taraa. Pohon tersebut digunakan sebagai tempat untuk mengubur jenazah bayi.
Bayi yang meninggal akan dimakamkan di pohon ini dengan syarat bayi tersebut meninggal dalam usia kurang dari 6 bulan, belum tumbuh gigi, belum bisa berjalan, dan masih menyusui.
"Bayi dengan kondisi seperti itulah yang dianggap masih suci. Spirit pohon menjaga bayi ini," ungkap Soba.
Menurutnya, pemakaman bayi pada sebatang pohon, yang dalam bahasa Toraja disebut Passilliran, hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang menganut Aluk Todolo (kepercayaan terhadap leluhur).
Pohon taraa dipilih sebagai tempat menguburkan bayi karena pohon tersebut memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu (ASI).
Baca Juga : Temuan Planet Nakal, Tidak Mengorbit Bintang dan 12 Kali Lebih Besar dari Jupiter
Source | : | Kompas.com,Dailymail |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR