Nationalgeographic.co.id – Selain kehampaannya, luar angkasa adalah tempat berantakan yang penuh dengan debu, minyak, gas, dan sampah bawaan manusia.
Ketika antarbintang schmutz terperangkap dalam jaring gravitasi matahari, planet dan objek besar lainya, beberapa hal menarik mungkin akan terjadi. Sebagai contoh, terciptanya bola debu luar angkasa yang dikenal sebagai awan Kordylewski.
Sama seperti tumbleweed kosmik, bola-bola debu ini akan mengikuti ke mana pun inangnya bergerak. Mengambil objek kasar, kotoran, dan potongan asteroid kecil di sepanjang jalan, sebelum akhirnya membuang mereka kembali ke ‘padang rumput’ di ruang angkasa.
Baca Juga : Upaya Nasa Mengubah Tanah Mars Menjadi Bahan Bakar untuk Roket
Meski sudah dideskripsikan sejak 1950-an, tetapi bukti konkret yang menunjukkan keberadaan awan Kordylewski ini sulit didapat. Sebab, luar angkasa begitu luas sementara debu-debu sangat kecil.
Meski begitu, saat ini, para astronom dari Hungaria, mengatakan bahwa mereka akhirnya menangkap penampakan awan tersebut di kamera.
The Royal Astronomical Society (RAS) telah mengonfirmasi keberadaan awan debu yang sukar dipahami tersebut pada Kamis (25/10). Menurut mereka, awan Kordylewski, mengorbit Bumi persis seperti Bulan, dengan jarak yang mirip pula.
Kerak awan yang bergejolak ini diduga berada pada orbit permanen sekitar 250 mil di atas Bumi. Sebagai perbandingan, jarak rata-rata Bulan yang menjadi satelit Bumi sekitar 238 mil.
“Awan Kordylewski merupakan salah satu objek tersulit untuk ditemukan. Dan meskipun mereka sedekat Bumi dan Bulan, tapi ia sering diabaikan oleh peneliti,” kata Judit Slíz-Balogh, astronom di Eötvös Loránd University yang menjadi pemimpin penelitian.
Baca Juga : Astronom Berhasil Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta
Awan Kordylewski terletak di dua titik khusus dalam sistem Bumi-Bulan. Titik yang dikenal dengan nama Langrangian ini relatif stabil secara gravitasi. Objek-objek luar angkasa, termasuk debu, yang melayang di dekat titik tersebut cenderung diam, bergerak maju atau di belakang Bulan dalam orbit.
“Sangat menarik mengetahui bahwa planet tempat tinggal kita ternyata memiliki satelit debu yang mengorbit bersama Bulan,” imbuhnya.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR