“Beberapa subpopulasi memang menurun, tetapi lainnya masih baik-baik saja,” ucap Regehr.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Regehr memperlihatkan bahwa setidaknya terdapat 3.000 individu dalam subpopulasi Lautan Chukchi dengan angka kelahiran dan keselamatan anak yang baik. Menurut para ahli, kondisi tersebut disebabkan oleh keragaman spesies di Lautan Chukchi.
Regehr mengatakan bahwa kebanyakan Lautan Chukchi dangkal dan kaya akan nutrisi karena airnya datang dari lautan Pasifik. Hal tersebut membuat Lautan Chukchi sangat cocok untuk ditinggali oleh berbagai macam hewan liar, termasuk anjing laut yang merupakan salah satu makanan utama dari beruang kutub.
Saat musim panas ketika es laut paling sedikit dalam setahun, arus lautan akan membawa bangkai paus ke daratan yang kemudian akan memberikan makan untuk beruang kutub di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pencairan Es dan Kelaparan Membuat Beruang Kutub Terancam Punah
Walaupun begitu, bukan berarti beruang kutub di Lautan Chukchi benar-benar tidak terdampak oleh adanya perubahan iklim.
Meskipun jumlah populasi mereka antara tahun 2008 sampai 2016 tidak jauh berbeda dengan 25 tahun yang lalu, waktu yang dihabiskan oleh beruang kutub di es laut berkurang hingga sebulan. Sedangkan, es laut merupakan habitat mereka untuk berburu, bermigrasi dan beranak.
Regehr menyebutkan, penemuan tersebut merupakan kabar yang baik untuk sementara ini, tapi bukan berarti beruang-beruang kutub di Lautan Chukchi tidak akan terimbas oleh hilangnya es.
“ Beruang kutub butuh es untuk memburu anjing laut, dan es diproyeksikan akan terus berkurang hingga akar masalah perubahan iklim diselesaikan,” ucap Regehr.
Baca Juga : Setelah Tiba di Jamaika, Monyet Purba Menjadi Mirip Seperti Kungkang