Penyu Terkecil di Dunia Terancam Punah, Mungkinkah Kita Penyebabnya?

By Nesa Alicia, Jumat, 23 November 2018 | 13:35 WIB
Penyu lekang kempii (Jeff Schmid, Conservancy of Southwest Florida)

Menurut nelayan setempat, penyu-penyu tersebut tidak hanya pergi ketika cuaca dingin, tetapi juga menguburkan diri di dalam lumpur untuk brumasi, hibernasi yang dilakukan reptil.

Penyu akan meninggalkan rumah mereka pada bulan November, ketika suhu sedang turun. Kemudian mereka akan melakukan perjalanan menuju perairan yang lebih hangat dan lebih dalam. Hingga akhirnya, pada bulan Januari mereka akan kembali ke tempat asalnya.

Data pelacakkan juga mengungkap koridor migrasi musiman di sepanjang pesisir yang dilalui penyu. 

Setelah melacak selama beberapa tahun, data yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan pergerakan. Meski suhu air sama, tetapi ada variabel lingkungan yang turut memengaruhi perilaku mereka. 

Baca Juga : Sering Menahan Kencing? Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda

Penyu-penyu tersebut juga diketahui melewati ganggang berbahaya, Karenia brevis atau yang lebih dikenal dengan ganggang merah. Ganggang yang berada di pantai barat Floridina ini menghasilkan racun brevetoxins yang berbahaya bagi hewan. 

Banyak penyu yang terdampar di darat akibat racun yang masuk ke dalam tubuh mereka. Meski begitu, penyu yang masih hidup akan menunjukan tanda-tanda dari paparan racun tersebut, seperti kelumpuhan, otot berkedut, dan gejala neurologis lainnya.

Hal ini diketahui setelah penanda satelit tersebut menunjukan bahwa mereka melintasi daerah dengan ganggang merah berbahaya.

Banyak penyu yang mati karena tidak kuat terhadap racun tersebut.