5 Makanan Ini Dianggap Menggemukkan, Padahal Dapat Menurunkan Berat Badan

By Gregorius Bhisma Adinaya, Kamis, 29 November 2018 | 11:01 WIB
Ketidaktahuan dalam diet justru menghambat usaha. (Tero Vesalainen)

Nationalgeographic.co.id - Dalam dunia kesehatan, satu tips dengan tips lainnya kadang terlihat seperti saling bertabrakan. Bukan tanpa alasan, banyaknya informasi yang kurang tepat, ataupun saran atas pengalaman pribadi seringkali menjadi penyebabnya.

Hal di atas seringkali ditemukan dalam konteks usaha untuk menurunkan berat badan. Beberapa makanan pun dituduh sebagai penyebab naiknya berat badan. Padahal menurut para pakar, makanan tadi sebenarnya justru dapat menurunkan berat badan kita.

Berikut ini adalah lima makanan yang dianggap menggemukan, tetapi justru dapat menurunkan berat badan.

Baca Juga : Mumi Mesir Berusia 3000 Tahun Ditemukan Dalam Keadaan Hampir Sempurna

Baca Juga : Menggunakan Bahan Bakar dari Ikan Mati, Kapal Pesiar Ini Siap Berlayar

Kentang

Kentang goreng, makanan favorit sebagian besar orang ini memang dapat menghambat usaha untuk menurunkan berat badan. Namun pengolahan yang tepat justru dapat membantu Anda menurunkan berat badan.

Mengonsumsi kentang secara plain atau tanpa garam dan bumbu apapun dianggap dapat mencegah panas berlebih, rendah kalori, dan meningkatkan kontrol gula darah.

Lauren Ott, ahli diet dari Houston, merekomendasikan kentang manis dan kentang putih sebagai santapan bagi Anda yang tengah berjuang dalam menurunkan berat badan. Masih menurut Ott, kedua jenis kentang ini mengandung vitamin A dan C tinggi, serta sebagai sumber zat besi.

Ilustrasi kentang (Thinkstock)

Alpukat

"Kok makan alpukat? Alpukat kan tinggi lemak!"

Sering mendengar kalimat ini ketika Anda mengonsumsi alpukat? Jika iya, jangan salahkan mereka. Alpukat memang mengandung lemak. Bahkan 77 persen kalori dari alpukat berasal dari lemak. Alpukat juga mengandung lemak tidak jenuh tunggal, dan sedikit lemak jenuh.

Namun tidak perlu takut, kandungan lemak pada alpukat justru menyehatkan tubuh—terutama bagi jantung. Jenis lemak dalam alpukat juga ditemukan dalam buah zaitun dan minyak zaitun, lemak yang dianggap sangat sehat.

Lemak sehat ini berfungsi mengurangi inflamasi dan menurunkan risiko penyakit jantung. Bahkan rutin mengonsumsi alpukat justru dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan total kolesterol.

Selama ini, yang membuat alpukat menjadi faktor penambah berat badan adalah bahan makanan campuran lain yang kita gunakan. Gula dan "kental manis" dalam jus alpukat, atau coklat dan gula dalam es alpukat.

Alpukat (Thinkstock)

Kacang Pistasi

Meskipun kacang pistasi atau pistachio mengandung jumlah kalori yang tinggi, tetapi makanan ini dianggap tidak menyebabkan kenaikan berat badan dalam porsi moderat.

Hal ini dihubungkan dengan adanya protein dan serat dalam makanan ringan ini. Zat-zat tersebut dianggap mengurangi asupan kalori spontan dan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin.

"Kombinasi protein dan serat akan membantu Anda merasa kenyang lebih lama," ungkap Amy Gorin, MS, RDN, pemilik Amy Gorin Nutrition di New York City.

Kacang pistachio (zozzzzo/Getty Images/iStockphoto)

Pasta

Anda menghindari pasta karena takut mengalami kenaikan berat badan? Jika iya, Anda tidak sendiri. Namun tidak ada salahnya Anda juga menambah pengetahuan terhadap hal tersebut.

Sebuah penelitian oleh para peneliti St. Michael’s Hospital, Toronto menyatakan bahwa pasta tidak memiliki efek negatif terkait penambahan berat badan, ketika dimasukkan dalam diet sehat.

"Bahkan analisis sebenarnya menunjukkan bahwa memakan pasta dapat sedikit menurunkan berat badan. Jadi, bertentangan dengan kekhawatiran yang ada selama ini. Pasta mungkin dapat menjadi bagian dari diet sehat seperti diet rendah GI," ungkap penulis utama dalam penelitian, Dr. John Sievenpiper, seorang ilmuwan klinik di rumah sakit.

Dalam diet rendah GI, makanan dipilih berdasarkan indeks glikemik (GI). Indeks tersebut mengurutkan karbohidrat dalam makanan berdasarkan pada bagaimana mereka memengaruhi kadar glukosa darah. Makanan dengan nilai GI rendah, seperti pasta, dianggap sebagai "karbohidrat yang baik" karena tubuh mencerna dan menyerapnya pada kecepatan yang lebih lambat, menghindari lonjakan kadar gula darah.

Pasta mentah (margouillatphotos/Getty Images/iStockphoto)

Namun, skeptisisme mungkin masih ada hingga penelitian lebih lanjut dilakukan. Salah satunya datang dari seorang ahli diet, Haley Hughes. Hughes mengatakan bahwa porsi makanan lah yang mendorong penurunan berat badan, bukan makanan itu sendiri.

"Tiga porsi setiap setengah cangkir pasta dalam seminggu adalah ukuran porsi yang sangat cukup," ucap Hughes.

Baca Juga : Zona Panas Misterius Tersembunyi di Bawah Antartika, Apa Penyebabnya?

Baca Juga : Pencipta Spongebob Meninggal Karena Amyotrophic Lateral Sclerosis

Selai Kacang

Makanan ini rasanya dapat dengan mudah kita temukan. Terutama dalam produk roti olahan. Rasa yang lezat dan mudah digabungkan dengan bahan makanan lain, seperti coklat dan keju, membuat selai kacang menjadi salah satu makanan favorit bagi kebanyakan orang.

Lemak tak jenuh tunggal yang "bersahabat dengan jantung" dalam selai kacang dapat melengkapi gizi yang ada pada beberapa potong roti gandum. Selai kacang juga dapat membantu tubuh mempertahankan kolesterol pada tingkat yang sehat dan mengurangi risiko masalah jantung.

"Selama bertahun-tahun, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang secara teratur memasukkan kacang atau selai kacang dalam makanan mereka cenderung kurang memiliki penyakit jantung atau diabetes tipe 2 daripada mereka yang jarang makan kacang," ujar Dr Walter Willett, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.

Meski begitu, ketika kita hendak membeli selai kacang, pastikan kita memilih produk yang tidak mengandung kandungan gula tinggi. Atau setidaknya dalam kadar yang sangat rendah. Akan lebih baik bila kita memproduksi selai ini sendiri.

Selai kacang (Julia_Sudnitskaya/Getty Images/iStockphoto)