Nationalgeographic.co.id - Sesuai dengan namanya, diet ini hanya memperbolehkan pengikutnya untuk mengonsumsi daging, dengan tambahan sedikit garam dan bumbu lainnya.
Selain makan daging, diet ini melarang untuk mengonsumsi makanan lain seperti sayur, buah dan karbohidrat.
Para ahli kesehatan khawatir dengan diet tersebut. Pasalnya, itu dapat membuat pengikutnya kekurangan vitamin, nutrsi dan serat dari sumber lain.
“Sangat penting untuk memiliki pola makan seimbang yang terdiri dari berbagai sumber protein,” kata Kristen Smith, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, dilansir dari Kompas.com, Senin (5/11/2018).
Baca Juga : Peneliti Temukan Asal Penyebaran Virus HIV, Dari Negara Manakah?
Smith menambahkan, buah-buahan dan sayuran memberikan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh untuk ketahanan dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, menurut berbagai studi, mengonsumsi daging terlalu banyak juga dapat menyebabkan kanker dan berbagai penyakit lainnya.
Pakar kardiologi, Jennifer Haythe dari New York-Presbyterian Hospital mengatakan bahwa orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, terutama kolesterol LDL, berisiko risiko lebih tinggi mengalami penyakit arteri koroner dan penyakit jantung pada umumnya.
"Oleh karena itu, aku tidak merasa bahwa orang bisa hanya makan daging merah dan air saja,” ujarnya.
Baca Juga : Sering Tidak Disadari, Ternyata Ini Penyebab Mata Mudah Bintitan
Diet karnivora sendiri dipopulerkan oleh Jordan Peterson, akademisi dari University of Toronto. Peterson memulainya ketika menjalankan diet bersama dengan putrinya, Mikhaela. Ia mengatakan bahwa selama diet, dirinya hanya makan daging, garam dan air.
Selain Peterson, program diet ini juga dipromosikan oleh penulis buku dan mantan dokter bedah ortopedi Shawn Baker--meski kini izin medisnya telah dicabut.
Baker bahkan mendirikan sebuah grup di akun facebook dengan nama World Carnivore Tribe (Suku Karnivora Dunia). Grup tersebut kini telah diikuti oleh 20 ribu pemakan daging.
Menurut Peterson dan Baker, diet karnivora membuat mereka menjadi lebih sehat. Namun, pakar kesehatan tidak menganjurkan untuk mengikuti diet tersebut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR