15.000 Batu Antariksa Mengancam Bumi, Mungkinkah Akan Mencapai Bumi?

By Gregorius Bhisma Adinaya, Rabu, 12 Desember 2018 | 14:19 WIB
Ilustrasi asteroid menabrak Bumi. (celafon/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - pernahkah Anda menonton film berjudul Armagedon? Ya, film "kepahlawanan" yang menceritakan sejumlah orang dengan tugas menjauhkan asteroid dari Bumi. Film ini tentu hal yang fiktif, tapi permasalahan di dalamnya adalah hal yang nyata. Asteroid ataupun batuan antariksa lainnya bisa saja sedang dalam perjalanan untuk bertabrakan dengan Bumi. Siapa yang tahu?

Faktanya, dalam setiap hari Bumi dihujani lebih dari 100 ton debu dan partikel berukuran pasir lainnya yang berasal dari luar angkasa. Tidak dapat membayangkan seperti apa? Bayangkan saja 14 ekor gajah, karena berat mereka kurang lebih sama dengan berat partikel tadi.

Fakta lainnya, setiap tahun sekali asteroid sebesar mobil mencapai atmosfer Bumi. Untungnya lapisan pelidung Bumi ini dapat membakar habis mereka sebelum berhasil menabrak Bumi.

Baca Juga : Semut Drakula, Hewan dengan Pergerakan Paling Cepat di Bumi

Asteroid sebesar mobil bukanlah asteroid terbesar yang mengancam Bumi. Dalam 2.000 tahun, batuan luar angkasa sebesar paus biru pun menghantam Bumi. Tidak hanya itu, dalam beberapa juta tahun sekali, objek besar yang bisa memusnahkan Bumi dan isinya pun turut serta dalam antrean mengunjungi Bumi.

Mengerikan? Betul. Namun bukan berarti kita, manusia, hanya diam dan pasrah atas hal ini. Layaknya film Armagedon, sejumlah ahli sudah memulai usahanya untuk mengamatai pergerakan batuan luar angkasa ini. Beberapa cara pun sudah dirancang.

Mulai dari menghancurkan asteroid dengan senjata nuklir seperti di film, hingga menabrakkan wahana antariksa dengan asteroid agar mereka menjauh dari Bumi, sudah dipikirkan.

Namun sebelum semua langkah tadi dijalankan, tentu kita harus terlebih dahulu memetakan lokasi di mana batuan ini berada—dan menentukan arah pergerakannya. Para astronom dunia bekerja keras untuk menemukan semua batuan antariksa ini.

Hasilnya, hingga saat ini mereka sudah menemukan lebih dari 15.000 batuan yang diberi nama Near Earth Object (NEO) atau Obyek Dekat Bumi. Sangat banyak? Tentu, tapi angka ini diperkirakan belum mewakili jumlah keseluruhan yang ada.

Gambar buram asteroid Bennu yang diambil oleh OSIRIS-REx. (NASA/AFP)

NEO adalah asteroid dan komet yang orbitnya terletak tidak jauh dari Bumi. Artinya, mereka dapat sewaktu-waktu mendekat dan menabrak Bumi.

Para penelti menduga bahwa 90% dari NEO sudah ditemukan. Artinya sembilan dari sepuluh asteroid sudah kita temukan. Namun ada satu dari sepuluh NEO berukuran sedang yang belum berhasil kita temukan. Bahkan 99 dari 100 asteroid kecil juga masih bersembunyi untuk ditemukan.

Baca Juga : 2019 Akan Menjadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Dampaknya

Dari 15.000 NEO yang sudah ditemukan, peluang untuk berhasil mencapai dan menabrak Bumi dalam 40 tahun bisa dibilang kecil. Namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk berhenti mencari. Bukan tanpa alasan, mereka bisa saja berubah jalur dan melayang menuju Bumi.

Karena alasan inilah sejumlah teleskop dan alat canggih dalam jaringan LCO kemudian dioperasikan. Mereka ditugaskan untuk melakukan pengamatan dan survei otomatis mencakup seluruh langit setiap malam.

Walaupun kita sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, tetapi beberapa asteroid tercatat baru terdeteksi dalam waktu yang sangat singkat sebelum melewati Bumi.

Pada tanggal 18 Maret 2004, sebuah NEO datang mendekati Bumi. Asteroid bernama 2004 FH dengan diameter 30 m melintasi Bumi pada jarak 43.000 km. Para ahli baru mendeteksinya pada tiga hari sebelum ia mencapai jarak terdekat.

Tidak berselang lama, dua minggu sesudahnya, pada tanggal 31 Maret 2004, asteroid dengan nama 2004 FU162 pun mendekati Bumi dalam jarak 6.500 km—60 kali lebih kecil dari jarak Bumi dengan Bulan. Objek ini baru terdeteksi satu jam sebelum jarak terdekatnya. Untungnya, 2004 FU162 hanya berukuran 10 m.