Nationalgeographic.co.id – Pada wilayah primitif di batuan luar angkasa yang berjarak 100 juta mil (160 juta kilometer) dari Bumi, dua robot penjelajah berhasil menjejakkan langkahnya di sana. Ini menjadi gerakan pertama yang dilakukan wahana antariksa buatan manusia di permukaan asteroid.
Robot kembar bernama Rover-1a dan Rover-1b tersebut, diantarkan ke asteroid Ryugu oleh pesawat ruang angkasa induknya, Hayabusa 2, yang dibuat oleh badan antariksa Jepang (JAXA).
Baca Juga : Hayabusa2, Pesawat Antariksa Yang Akan Mengirim Dua Robot ke Asteroid
Baling-baling bertenaga surya berhasil menempatkan mereka dalam gravitasi rendah asteroid. Ini memungkinkan rover mendorong dirinya sendiri di sekitar permukaan asteroid sehingga bisa mengambil foto dan data temperatur.
“Saya tidak bisa menemukan kata yang pas untuk menggambarkan kegembiraan ini,” kata Yuichi Tsuda, project manager, sesaat setelah mengumumkan pendaratan rover di asteroid.
Photo taken by Rover-1B on Sept 21 at ~13:07 JST. It was captured just after separation from the spacecraft. Ryugu's surface is in the lower right. The misty top left region is due to the reflection of sunlight. 1B seems to rotate slowly after separation, minimising image blur. pic.twitter.com/P71gsC9VNI
— HAYABUSA2@JAXA (@haya2e_jaxa) September 22, 2018
This dynamic photo was captured by Rover-1A on September 22 at around 11:44 JST. It was taken on Ryugu's surface during a hop. The left-half is the surface of Ryugu, while the white region on the right is due to sunlight. (Hayabusa2 Project) pic.twitter.com/IQLsFd4gJu
— HAYABUSA2@JAXA (@haya2e_jaxa) September 22, 2018
Selanjutnya, JAXA dengan Hayabusa 2-nya berencana menghancurkan sebagian permukaan asteroid dengan bahan peledak. Ini dilakukan agar pesawat luar angkasa bisa mengambil material bawah tanah asteroid dan membawanya kembali ke Bumi.
Jika berjalan sesuai rencana, maka misi tersebut adalah yang pertama kali membawa sampel dari asteroid tipe C yang sering dikaitkan dengan awal pembentukan tata surya, lebih dari 4 miliar tahun lalu.
Hayabusa 2 akan tinggal di asteroid Ryugu sampai akhir 2019, dan JAXA berharap bisa mulai meneliti sampel yang dibawa pesawat luar angkasa tersebut di tahun berikutnya.
Baca Juga : Awan Listrik Biru yang Jarang Terlihat Berhasil Tertangkap Kamera NASA
Di laboratorium di Bumi, ilmuwan akan mempelajari pecahan asteroid untuk memahami proses yang memungkinkan planet terbentuk dari pusaran gas dan debu yang mengelilingi Matahari.
Mereka akan membandingkan batuan tersebut dengan meteorit serta sampel yang dikumpulkan dari misi lain, termasuk OSIRIS-Rex milik NASA yang akan tiba di asteroid Bennu pada 2020.
“Dengan mempelajari asteroid, kita mendapat wawasan lebih mengenai awal pembentukan tata surya dan kehidupannya sendiri,” kata Bill Nye, CEO Planetary Society.
“Sungguh menakjubkan menjadi manusia yang hidup pada saat ini karena kita dapat menyaksikan eksplorasi ruang angkasa yang menciptakan sejarah,” pungkasnya.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR