INRI, Pria yang Mengklaim Dirinya Sebagai Reinkarnasi Yesus Kristus

By National Geographic Indonesia, Kamis, 20 Desember 2018 | 16:25 WIB
Dekat Brasília, Brasil, pengikut INRI (Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum: Yesus dari Nazaret, Raja orang (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Pada suatu waktu di tahun 1979, saat Alvaro Theiss tengah berpuasa, ia meyakini bahwa dirinya adalah Yesus Kristus yang dilahirkan kembali. Dia menerima wahyu ilahi berupa suara di kepalanya.

Pada hari-hari berikutnya, dia memutuskan untuk melepaskan nama aslinya secara permanen. Kemudian ia menamai dirinya sendiri sebagai "INRI Cristo", sebuah penghormatan untuk tulisan "Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum", yang ditulis oleh Gubernur Provinsi Iudea Kekaisaran Romawi, Pontius Pilatus, pada kayu salib ketika Yesus dikorbankan.

Saat ini, INRI tinggal bersama 12 muridnya—tiga laki-laki dan sembilan perempuan—di sebuah kompleks yang dikelilingi kawat berduri dan pagar listrik di luar Brasilia, Brasil, di sebuah kota yang dia namai Yerusalem Baru.

Baca Juga : Benarkah Ini Tulang Panggul Sinterklas? Peneliti Mencoba Menjawabnya

INRI Cristo di akhir sesi doa di komplek kapel. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

INRI menceritakan kisah hidup dan ajarannya kepada fotografer Jonas Bendiksen, yang mengunjungi kompleks tempat gereja INRI berada. Gereja tersebut diberi nama Supreme Universal Order of the Holy Trinity.

Murid-murid dalam salah satu pemberkatan INRI. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Murid-murid INRI senantiasa mengenakan pakaian biru langit. Dia memberi mereka semua nama baru, yang selalu dimulai dengan huruf A. Murid termuda, Alara, dibawa ke Yerusalem Baru oleh orangtuanya saat masih anak-anak. Dua puluh lima tahun kemudian, Alara menjadi asisten INRI, bertugas memilah-milah pakaiannya dan menghidupkan iPadnya.

Ia memberi tahu Bendiksen bahwa ia telah memilih selibat sejak menerima wahyu pertamanya pada 1979, dan menyalurkan energi seksual yang tak terpakai itu untuk melakukan komunikasi internal dengan Tuhan. Dia juga mengklaim bahwa semua orang yang tinggal di Yerusalem Baru juga memilih selibat.

Baca Juga : Mengikuti Tradisi, Keluarga Ini Hidup dengan Hyena Puluhan Tahun

Untuk mencerminkan kontinyuitasnya dengan Yesus Kristus, yang datang dari Nazareth, INRI diketahui mengisahkan kepada publik kenangannya tentang kehidupan awalnya 2.000 tahun silam. Tetapi banyak hal yang berubah sejak zaman Injil. Ia mencintai teknologi dan menafsirkan ulang ayat-ayat terakhir Alkitab sehubungan dengan penemuan modern.

Murid INRI Cristo berolahraga dengan elliptical trainer. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Misalnya, dalam Wahyu 1, ayat 7, Yesus dijanjikan akan "datang dengan awan",  Theiss mengartikan bahwa dirinya bebas berkelana ke seluruh dunia dengan pesawat terbang. Ayat tersebut melanjutkan bahwa "setiap mata akan melihat" Mesias yang akan datang, yang diartikan oleh INRI sebagai mandat untuk menyebarkan pesannya di televisi dan internet.

Secara rutin dia juga berkhotbah di YouTube dan Facebook Live. Ia telah memiliki lebih dari 330.000 pengikut. Murid-muridnya menyunting video-video tersebut di kompleks di Yerusalem Baru.

Tetapi seorang Mesias di era media sosial juga mengundang lebih banyak kritik, ulasan dan komentar-komentar anonim dibandingkan yang pernah diterima oleh Yesus asli.

INRI Cristo memimpin liturgi dari atap pos jaga, yang terkadang mereka gunakan sebagai mimbar. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Status INRI di Facebook adalah sebagai "tokoh masyarakat", yang artinya, dia bisa diberi ulasan oleh massa, seperti halnya sebuah restauran atau musisi.

Secara kolektif, orang-orang memberinya 3,3 dari 5 bintang. Orang yang memberi bintang lima tampaknya menikmati pesan dan karismanya.

Tetapi orang yang memberi peringkat satu bintang sering kali menuduhnya sebagai nabi palsu seperti yang diperingatkan dalam Perjanjian Baru. Seperti ditulis oleh seorang perempuan pada Januari tahun ini: "Hapus halaman ini dan bertobatlah!"

INRI Cristo memimpin liturgi di kompleks kapel. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Dua murid INRI berjalan di taman susun yang rapi. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

INRI di salah satu kendaraan lamanya, minivan Kombi yang biasa dia gunakan untuk bepergian. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

INRI di kamar hotel tempat dia mendapat wahyu pertamanya bahwa Yerusalem Baru terletak di Brasília. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

Meski INRI jarang meninggalkan tempat tinggal lagi, ia sering berkeliling tempat itu dengan sepeda. (Jonas Bendiksen via National Geographic)

INRI menganggap rambut putihnya menyerupai deskripsi Mesias dalam Wahyu 1:14. (Jonas Bendiksen via National Geographic)