Suku Bajo, Penjelajah Air yang Ditakdirkan Menjadi Penyelam Terkuat

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 27 Desember 2018 | 10:11 WIB
Selama berabad-abad, suku Bajo dikenal sebagai penjelajah air. (Matthieu Paley/National Geographic)

Tak disangka, para peneliti juga menemukan gen bernama PDE10A di suku Bajau. Gen tersebut diduga berfungsi untuk mengontrol hormon tiroid tertentu. Pada tikus, homon itu dikaitkan dengan ukuran limpa. Tikus yang memiliki hormon tiroid rendah, limpanya lebih kecil.

Llardo mengatakan, seiring berjalannya waktu, seleksi alam akan membantu orang-orang Bajau mengembangkan keunggulan genetis. 

Beradaptasi

Menurut Richard Moon, meskipun limpa menjelaskan alasan mengapa orang-orang Bajau bisa menyelam dengan baik, tapi adaptasi juga berperan dalam hal ini. Moon mempelajari bagaimana tubuh manusia merespons ketinggian dan kedalaman ekstrim.

Saat manusia menyelam ke kedalaman laut, peningkatan tekanan membuat pembuluh darah paru-paru terisi dengan lebih banyak darah. Pada kasus ekstrem, pembuluh bisa pecah dan menyebabkan kematian. Namun, selain dari adaptasi yang diwariskan secara genetis, itu bisa dicegah dengan latihan reguler.

“Dinding paru-paru jadi lebih menyesuaikan dengan kedalaman. Mungkin ada kelonggaran yang terjadi selama masa berlatih. Diafragma menjadi lebih renggang. Kami tidak benar-benar tahu jika hal-hal itu bisa terjadi,” papar Moon.

"Limpa juga bisa berkontraksi sampai batas tertentu. Namun, kita tidak tahu hubungan langsung antara tiroid dan limpa,” tambahnya.

Membuka jalan untuk penelitian lain

Llardo mengatakan, penemuan mengenai bagaimana orang-orang Bajau menjadi penyelam terbaik ini memiliki implikasi medis.

Respons menyelam tersebut mirip dengan kondisi medis yang bernama hipoksia akut, yakni ketika manusia kekurangan oksigen dengan cepat. Kondisi ini sering menyebabkan kematian di unit gawat darurat. Mempelajari suku Bajau bisa membantu kita memahami hipoksia.

Namun, bagaimanapun juga, kehidupan penjelajah air ini berada di bawah ancaman.

Baca Juga : Jalan Terjal Pejuang Lokal Melawan Abrasi Pesisir Utara Pulau Madura

Mereka dianggap sebagai kelompok marjinal dan tidak bisa menikmati hak kewarganegaraannya seperti orang-orang yang tinggal di daratan.

Meningkatnya industri perikanan juga membuat mereka lebih sulit bertahan hidup pada stok makanan yang tersedia di laut. Alhasil, banyak orang-orang Bajau yang memilih meninggalkan lautan.

Tanpa adanya dukungan terkait cara hidup mereka, Llardo khawatir pelajaran dari orang-orang Bajau dalam dunia kesehatan tidak akan ada lagi nantinya.