Universitas Haluoleo (Unhalu), Kendari, Sulawesi Tenggara akan bekerja sama dengan Universite de La Rochelle, Prancis akan meneliti DNA Suku Bajo untuk mengetahui asal usul suku pelaut itu. September 2011, MoU kerja sama akan ditandatangani.
Penelitian DNA ini merupakan salah satu bagian dati penelitian terhadap Suku Bajo. Demikian dijelaskan oleh Abdul Manan, Dosen Fakultas Pertanian Unhalu. "Penelitian bertujuan membantu mengetahui asal usul Suku Bajo," kata Abdul saat dihubungi lewat telepon Minggu (8/5).
Selama ini, ada beragam versi yang menerangkan asal-usul Suku Bajo. Versi satu mengatakan dari Indonesia, versi lain mengatakan dari Filipina, Malaysia, dan lainnya.
Ditemui dalam Media Trip WWF di Wakatobi, Jumat (6/5) lalu, Wakil Ketua Suku Bajo se-Asia Tenggara dan Sekjen Bajo International Community Consideration (BICC), Sadar, mengatakan, "Hasil penelitian ini bisa sangat banyak gunanya bagi kami Orang Bajo." Sadar menambahkan, kajian antropologis dan sejarah belum cukup representatif. Analisis DNA bisa membantu menerangkan. Menurutnya, selain mengetahui asal-usul suku Bajo, hasil penelitian juga bisa membantu Suku Bajo mendapatkan haknya.
Suku Bajo lahir dan hidup di laut sehingga punya ketangguhan mengarungi lautan. Meski kini banyak yang tinggal di darat, ketergantungan terhadap laut belum hilang. Banyak dari mereka yang masih berprofesi sebagai nelayan. Masyarakat Bajo kadang dianggap bajak laut dan perusak, padahal mereka memiliki kearifan dalam mengelola ekosistem laut.
Sekelumit kehidupan Suku Bajo bisa disimak dalam film The Mirror Never Lies yang kini tayang di bioskop. (Yunanto Wiji Utomo)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Tidak Hanya di Laut, Bagaimana Tsunami Bisa Terjadi di Danau?
KOMENTAR