Apa Dampak 'Shutdown' Pada Warga Indonesia yang Tinggal di Amerika?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 18 Januari 2019 | 09:58 WIB
Government shutdown di Amerika Serikat. (wildpixel/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Penutupan sebagian kegiatan pemerintahan atau government shutdown yang berlarut-larut di Amerika Serikat sudah memasuki minggu ke empat. Ini merupakan penutupaan pemerintahan terlama dalam sejarah Amerika yang berdampak kepada 800 ribu pegawai pemerintah yang terpaksa dirumahkan atau harus bekerja tanpa dibayar.

Warga Indonesia, Nina Marzoeki, adalah salah satunya. Dalam 13 tahun terakhir ini, Nina bekerja sebagai karyawan paruh waktu di salah satu kebun binatang tertua di Amerika, Smithsonian's National Zoo, yang berlokasi di Washington, D.C. Kebun binatang ini mendapat sokongan biaya dari pemerintah untuk beroperasi.

Walau tidak seluruh karyawan kebun binatang dirumahkan, khususnya mereka yang bertugas mengurus binatang-binatang di sana, iya merasakan dampak yang sangat besar terhadap keuangan hidupnya. Ia harus menerima kenyataan tidak digaji, karena hanya bekerja tiga hari dalam seminggu.

“Dampaknya kerasa banget,” ujar Nina saat dihubungi oleh VOA Indonesia.

“Kalau yang full-time mungkin ada bantuannya, tapi kalau kayak Nina enggak,” tambah Nina.

Baca Juga : Millenial Memiliki Utang Lebih Banyak Dibanding Generasi Lainnya

Ini bukan pertama kalinya Nina terimbas ‘government shutdown.’ Ia pernah juga merasakan dampaknya saat terjadi penutupan pemerintahan tahun 2013, yang berlangsung selama 16 hari lamanya.

“Teman Nina (bilang), ‘Oh my God, gue enggak bisa bayar bill nih, tertunda.’ Udah jelaslah kalau masalah finansial, apalagi yang single mom gitu kan,” ceritanya lagi.

Untuk mencari pekerjaan lain pun tidak mudah. Untuk mengatasi rasa frustrasi yang melanda, Nina bercerita kalau temannya kemudian memilih untuk keluar rumah dan berlibur.

“Jalan ke New York, jalan ke mana. Walaupun tidak ada uang. Ya, enggak ada pilihan mereka,” paparnya.

Nina sendiri berusaha untuk mengambil sisi positif dari penutupan pemerintahan ini dengan meluangkan lebih banyak waktunya bersama keluarga, khususnya anak-anak yang tengah libur akhir tahun.

“Ya bosan di rumah, biasa keluar. Tapi ada anak-anak ya senang juga. Sebenarnya anak-anak kan masih libur winter break kan, jadi sekolahnya masih libur. Terus ketambah snow, jadi (libur) juga. Kehiburnya gitu aja. Cuman kalau sudah mikir melihat ke bank, ‘aih, enggak ada uang masuk nih,” ujarnya.