60% Tanaman Kopi Sedang Menghadapi Kepunahan, Apa Penyebabnya?

By Gita Laras Widyaningrum, Minggu, 20 Januari 2019 | 10:00 WIB
Biji kopi. (eskymaks/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Hasil penelitian selama dua dekade menemukan fakta bahwa 60% tanaman kopi di dunia sedang mengalami kepunahan. Ini disebabkan oleh kombinasi beberapa ancaman seperti penebangan liar, penyakit, serta perubahan iklim.

Arabika, jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi di planet kita, masuk ke dalam daftar tanaman yang terancam punah. Kehidupan jangka panjangnya sangat mengkhawatirkan. Para petani kopi pun cemas dengan masa depan arabika.

Studi terbaru dari para peneliti di Kew Gardens menjabarkan status 124 tanaman kopi yang tumbuh di Afrika dan Asia saat ini.

"Hasilnya menunjukkan bahwa 60% spesies kopi terancam punah. Terutama jika Anda membandingkannya dengan semua tumbuhan yang ada di Bumi," kata Dr Eimear Nic Lughadha, pemimpin studi.

Baca Juga : Kucing Ras Manx Tidak Memiliki Ekor, Bagaimana Asal Muasalnya?

Menurut para peneliti dari Kew Gardens yang bekerjasama dengan kolaborator asal Etiopia, mengungkapkan bahwa ancaman terbesar bagi tanaman kopi adalah perubahan iklim.

Dan saat suhu global semakin meningkat, mereka memperkirakan, populasi alami arabika akan berkurang hingga setengahnya di akhir abad.

Para petani yang mengembangkan arabika mengakui bahwa tanaman mereka sangat terpengaruh oleh musim kemarau yang panjang dan penyebaran hama.

Baca Juga : Mengapa Gunung Anak Krakatau Masih Berbahaya? Ini Penjelasan Peneliti

Mengingat kondisi tanaman terseeut akan semakin sulit, para ilmuwan meminta industri kopi untuk bergantung pada varietas liar untuk mengembangkan strain yang lebih tangguh. Peran tanaman kopi liar dianggap mampu bertahan dari dunia yang terus berubah.

"Kita perlu mengembangbiakkan kopi yang lebih tahan terhadap penyakit dan mampu menahan kondisi iklim yang buruk di masa mendatang," kata Dr Aaron Davis, kepala penelitian kopi di Kew Gardens.

Untuk saat ini, para ilmuwan sedang melakukan aksi darurat untuk melindungi spesies kopi di alam liar maupun fasilitas spesial seperti 'bank benih'.