Nationalgeographic.co.id – Jutaan manusia di dunia melakukan ritual wajib pagi harinya dengan meminum secangkir kopi hangat sebelum beraktivitas.
Bagi beberapa orang, kopi dapat menjadi penyemangat. Namun bagi yang lainnya, kopi justru memberikan efek gelisah dan membuat susah tidur.
Menurut para peneliti, perbedaan efek tersebut kemungkinan disebabkan gen yang berbeda pada manusia.
"Kami menemukan bahwa ada faktor genetika bawaan yang ikut mengatur asupan kafein di dalam tubuh. Ini menarik untuk mengetahui seberapa besar efek kafein pada gen," ucap Marilyn Cornelis, peneliti kafein dari Universitas Chicago, dilansir dari National Geographic pada Jumat (9/11/2018).
Baca Juga : Menjadi Agen Perubahan, Menuju Rumah Minim Sampah
Hal itu berkaitan dengan bagaimana tubuh bereaksi terhadap kafein. Saat metabolisme tubuh bekerja untuk mengolah kafein di dalam tubuh, terdapat dua gen yang membantu menangani tugas tersebut.
CYP1A2 merupakan gen penghasil enzim hati yang memetabolisme sekitar 95 persen dari semua kafein yang dicerna oleh tubuh. Sementara AHR akan mengontrol seberapa banyak enzim yang dihasilkan oleh tubuh.
Kedua gen tersebut kemudian mengontrol seberapa banyak dan seberapa lama kafein bersirkulasi dalam aliran darah.
"Seseorang yang memiliki varian genetika yang mengarah pada penurunan metabolisme kafein, hanya mampu mengonsumsi sedikit kopi dibanding mereka yang memiliki varian genetika yang mengarah ke peningkatan metabolisme kafein," ucap Cornelis.
Dalam arti lain, jika proses metabolisme seseorang cepat maka kafein tidak akan mempengaruhi pusat stimulus otak, sehingga mereka masih dapat meminum lebih dari secangkir kopi.
Namun, jika gen dalam tubuh memproduksi lebih sedikit enzim penghasil kafein, maka lebih banyak zat kimia yang bersirkulasi dalam tubuh. Ini dapat memberikan efek lebih bagi tubuh. Memengaruhi aktivitas otak serta memberikan efek samping lain seperti gelisah, insomnia dan sakit perut.
Baca Juga : Untuk Kesekian Kalinya, Potongan Plastik Ditemukan di Tubuh Hewan Laut
Dalam studi yang dilakukan pada tahun 2008, dengan meminum sebanyak 150 miligram kafein per hari bisa menyebabkan kegelisahan bagi sebagian orang.
"Asupan kafein sangat bervariasi tergantung individunya," ucap Astrid Nehlig seorang ahli kafein dari French Institute of Health and Medical Research.
Source | : | Kompas.com,National Geographic |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR