Demam Berdarah: Memanfaatkan Google Trends Sebagai Sistem Monitoring

By National Geographic Indonesia, Senin, 28 Januari 2019 | 13:43 WIB
Nyamuk Aedes Aegypti (LoveSilhouette/Getty Images/iStockphoto)

Karena itu, kegiatan fogging setelah laporan KD-RS kalah cepat dengan aktivitas penularan oleh nyamuk pembawa virus dengue di lingkungan.

Petugas menyemprotkan obat pembasmi nyamuk demam berdarah di Purwokerto. (Isro Adi Hasro/Fotokita.net)

Pakai Google Trends

Platform Google Trends, bisa mengendus peningkatan penyakit termasuk demam berdarah. Banyaknya orang yang googling tentang demam berdarah, berkorelasi dengan meningkatnya kasus DBD. Penelitian kami yang membandingkan pencarian kata kunci di Google dengan data surveilans demam berdarah dari Kementerian Kesehatan pada 2012-2016 membuktikan hal tersebut. Kata kunci yang umum digunakan adalah “demam berdarah”, “gejala demam berdarah”, dan “dbd”.

Google Trends bahkan dapat mendeteksi kenaikan kasus lebih awal, satu hingga tiga bulan sebelumnya. Selain itu, sebaran pencarian dapat dipetakan.

Pada awal 2019, pencarian tentang demam berdarah terjadi di hampir seluruh wilayah. Hanya di 4 provinsi, yaitu Riau, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Barat dan Papua Barat yang tidak terdeteksi. Intensitas pencarian tertinggi di provinsi Sulawesi Utara. Provinsi dengan volume pencarian di atas rerata adalah Jawa Timur, Gorontalo, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Tiga di antaranya merupakan provinsi yang ditetapkan sebagai KLB DBD yaitu Sulawesi Utara, NTT dan Kalimantan Tengah.

Penelitian kami senada dengan riset Althouse dan Cummings serta Chan. yang memprediksi demam berdarah di Bolivia, Brazil, India dan Singapura dengan Google Trends.

Oleh karenanya, Google Trends berpotensi sebagai sumber data komplementer untuk surveilans demam berdarah. Selain gratis, data Google Trends bersifat real time.

Google Trends: DBD pada Januari

Kenaikan kasus DBD sudah terekam jejaknya di Google Trends sejak pekan terakhir November 2018. Pada periode tersebut, volume pencarian demam berdarah sudah menyamai puncak googling tentang DBD sebelumnya, yaitu pada Januari 2017.

Pada pekan pertama Januari 2019, volume pencarian demam berdarah mencapai 90 poin. Angka ini hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya.

Artinya, Google Trends bisa mengendus status waspada KLB demam berdarah lebih cepat dari status yang ditetapkan oleh pemerintah DKI berdasarkan data resmi.