Kesetiaan Wangsa Bonokeling, Teladan dari Sang Leluhur yang Misterius.

By Rahmad Azhar Hutomo, Minggu, 17 Februari 2019 | 08:00 WIB
Keturunan wangsa Bonokeling turun dari perahu sampan setelah menziarahi makam leluhur di Adiraja, Jawa Tengah dalam acara adat Mauludan. (Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia)

Cerita dan Foto oleh Rahmad Azhar Hutomo

 

Nationalgeographic.co.id - "Tanpa ada perempuan, jagat kosong,” ujar Sumitro saat menceritakan asal-usul Bonokeling. Lelaki berkumis dan berjenggot tipis itu dipercaya sebagai ketua Kelompok Pelestari Adat Bonokeling sejak berdiri pada 2010.

Anak putu Bonokeling” menjadi sebutan bagi penganut ajaran ini. Perempuan, menurutnya, bagaikan ibu yang menciptakan kita, ibarat perwakilan dari Tuhan. Ajaran leluhurnya pun mengajarkan untuk menjunjung tinggi kedudukan wanita.

Pagi-pagi sekali, saya bersiap dengan memakai iket, beskap warna hitam, dan kain jarik. Inilah hari pertama Upacara Mauludan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, yang akan berlangsung selama tiga hari pada Desember silam.