Terancam Punah dan Terusir, Malangnya Nasib Orangutan di Batang Toru

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 2 Maret 2019 | 10:00 WIB
Orangutan Tapanuli di habitatnya di Batang Toru. (Tim Laman/National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Nasib orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis), yang merupakan spesies baru di Indonesia, kian memprihatinkan. Tersebar di ekosistem hutan Batang Toru yang berada pada wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan, menjadikan habitat orangutan Tapanuli terpisah antara blok barat dan timur.

Populasi orangutan Tapanuli paling banyak ditemukan di blok barat bagian selatan hutan Batang Toru yang merupakan dataran rendah. Melimpahnya buah-buahan seperti madhuca laurifolia dan palaquium rostratum membuat wilayah tersebut menjadi habitat favorit orangutan Tapanuli.

Kini, kelangsungan hidup orangutan Tapanuli, yang populasinya kurang dari 800 ini, sedang terancam. Pasalnya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 510 Mega Watt (MW) berada di bagian selatan hutan Batang Toru. Apabila pembangunan PLTA yang didukung oleh Bank of China itu dilanjutkan, bukan tidak mungkin orangutan Tapanuli yang berada di selatan hutan Batang Toru akan terusir.

Bisa saja orangutan Tapanuli yang tinggal di selatan kawasan ekosistem Batang Toru itu migrasi ke dataran tinggi. Namun, mereka harus beradaptasi dengan dataran tinggi yang notabene tidak memiliki banyak ketersediaan pakan orangutan Tapanuli.

Buah-buahan di wilayah dataran tinggi tak sebanyak di dataran rendah. Alhasil, akan terjadi konflik antar orangutan Tapanuli di dataran tinggi dengan orangutan Tapanuli yang migrasi dari dataran rendah. Konflik itu bisa saja dipicu oleh faktor berebut makanan.

Baca Juga : Aneh, Paus Bungkuk Ditemukan Terdampar di Dalam Hutan Amazon

Hal tersebut dibenarkan pengamat primata asal Republik Ceko, Stan Lhota. Ia mengatakan adanya pembangunan di dataran rendah yang kehilangan pasokan makanan akan membuat orangutan Tapanuli memilih hidup di dataran tinggi. Kendati ekologi orangutan Tapanuli akan disesuaikan dengan habitat yang beda dibanding dataran rendah.

Menurut Stan, dataran tinggi jauh lebih sulit untuk orangutan Tapanuli karena kurang banyak makanan. Dan hal itu terlihat dari kepadatan populasi orangutan paling tinggi terdapat di lembah dan sungai Batang Toru, kata Lota menjelaskan.

"Itu satu-satunya bagian hutan Batang Toru yang masih bisa disebut hutan dataran rendah. Di situ orangutan Tapanuli bisa mencari makanan yang lebih banyak," kata Stan kepada VOA.

"Makin ke dataran tinggi. Makin sulit mencari makanan. Sebab, di dataran tinggi makanannya musiman. Pada musim tertentu hutan ini dipenuhi dengan buah-buahan tapi hanya beberapa minggu," ujarnya.

Reproduksi Lambat

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi apabila orangutan Tapanuli di blok barat, terutama bagian selatan, berpindah ke dataran tinggi. Pertama, sebagian orangutan akan mati. Kedua, orangutan Tapanuli betina tidak akan bisa bereproduksi dengan baik. Alhasil, populasi orangutan Tapanuli tidak bertambah melainkan akan berkurang.