Nationalgeographic.co.id – Hutan Amazon di Amerika Selatan memang menjadi rumah dengan keanekaragaman hayati terkaya di planet Bumi. Namun, seharusnya tidak ada paus di sana.
Belum lama ini, terjadi peristiwa aneh di hutan Amazon. Menurut kelompok konservasi di Brasil, Bicho D'agua, ada bangkai paus bungkuk berukuran delapan meter yang ditemukan di sana, tepatnya 15 meter dari tepi pantai Pulau Marajó–pulau terbesar di dunia yang terbentuk dari sedimen endapan sungai.
Paus terdampar berusia satu tahun tersebut kemungkinan tersapu ke muara sungai Amazon dan akhirnya terdampar di dalam hutan saat ombak kembali mundur.
Baca Juga : Unik! Hewan Tanpa Mata Ini Memiliki 414 Kaki dan Empat Penis
Selama seminggu, sekelompok peneliti telah datang ke Amazon, berharap dapat mengidentifikasi penyebab kematian paus bungkuk. Mereka mengambil sampel dari bangkai untuk kemudian diteliti lebih lanjut.
Paus bungkuk sendiri merupakan salah satu spesies besar yang dapat tumbuh hingga 16 meter. Meskipun jumlah populasi mereka cenderung meningkat, tapi IUCN Red List tetap memasukkannya ke dalam daftar hewan terancam punah. Alasannya karena populasi mereka berbeda dan terfragmentasi. Beberapa ilmuwan bahkan berpendapat bahwa paus bungkuk yang di laut Pasifik Utara, Atlantik Utara, dan belahan bumi Selatan, begitu berbeda sehingga mereka seharusnya diakui sebagai subspesies yang terpisah.
Baca Juga : Aurora Berbentuk Naga Terbentang Indah Hiasi Langit Islandia
Paus bungkuk tersebar di samudra-samudra dunia, termasuk cekungan Amazon, tempat di mana ia ditemukan. Spesies ini diketahui bermigrasi puluhan ribu kilometer setiap tahun, memangsa beruang kutub sebelum berpindah ke perairan yang lebih hangat untuk berkembang biak dan melahirkan.
Meski begitu, sangat tidak biasa menemukan paus bungkuk di wilayah Amazon, terutama di musim sekarang.
Dugaan lain mengungkapkan bahwa paus bungkuk muda ini mungkin terpisah dari induknya selama migrasi, dan akhirnya meninggal akibat stres.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR