Es di Gunung Everest Mencair, Keberadaan Mayat-mayat Pendaki Terungkap

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 25 Maret 2019 | 09:58 WIB
Puncak Everest di kejauhan, di balik lambaian praying flags. (Fransiska Dimitri Inkiriwang/WISSEMU)

Nationalgeographic.co.id – Everest terkenal sebagai gunung tertinggi. Siapa pun yang bisa mencapai puncaknya dianggap bisa menaklukkan dunia. Beberapa orang ada yang berhasil, sementara sisanya justru kehilangan nyawa saat mencoba menggapainya.

Mendaki gunung memang tidak mudah, apalagi dengan puncak yang tinggi. Kegiatan ini dapat membuat kita mengalami hipotermia, radang dingin, gangguan psikosis, terkena longsoran salju dan batu, hingga jatuh ke celah-celah gunung.

Diperkirakan ada 300 orang yang meninggal saat berusaha mencapai puncak Everest, sejak pendakian pertama pada 1922. Dan 200 mayat kemungkinan masih ada di gunung tersebut karena jasadnya tidak berhasil ditemukan.

Namun, berkat melelehnya es di puncak Everest karena dampak perubahan iklim, mayat-mayat ini pun terungkap.

Baca Juga : Kerusakan Lahan, Salah Satu Penyebab Banjir Bandang di Sentani

“Karena perubahan iklim, lapisan es dan gletser mengalami pencairan dengan cepat. Jasad-jasad yang selama bertahun-tahun terkubur, kini mulai terlihat,” papar Ang Tshering Sherpa, presiden Nepal Mountaineering Association kepada BBC News.

“Kami telah membawa turun beberapa jenazah pendaki yang meninggal belum lama ini. Namun, mereka yang kehilangan nyawa bertahun-tahun lalu pun bisa ditemukan,” imbuhnya.

Meski begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memindahkan mayat tersebut. Termasuk soal biaya, anggota keluarga, dan juga faktor politik (perlu diingat bahwa Gunung Everest terletak di antara Nepal dan Tibet).

Everest, yang menjadi bagian dari Himalaya, berdiri 8.848 meter di atas permukaan laut. Studi pada 2015 mengungkapkan bahwa gunung ini sudah kehilangan gletser dan lapisan esnya sebanyak 70-99%.

Pada 2017, anggota tubuh pendaki yang mati dan membeku, mulai muncul ke permukaan tanah. Dan sejak saat itu, lebih banyak lagi mayat yang ditemukan seiring mencairnya lapisan es di Everest. Menurut petugas setempat, kemungkinan jumlah penemuan ini akan semakin meningkat pada musim semi dan musim panas mendatang. 

Seorang pekerja pemerintahan yang bertugas di Everest mengatakan: "Saya sendiri telah mengumpulkan sekitar sepuluh mayat di lokasi berbeda di Everest beberapa tahun belakangan ini. Jelas sekali semakin banyak yang terungkap sekarang."

Baca Juga : Penyelundupan Kura-kura di Pesawat, Kali Ini Ditempatkan Dalam Kotak Roti

Para pendaki yang ingin mendaki Everest pernah mengatakan bahwa ketika mati, mereka lebih suka dibiarkan berada di gunung. Hal ini mungkin terdengar suram, tapi ada niat mulia di baliknya. Mayat mereka bisa menjadi penanda bagi pendaki lain dan membantu mengarahkan ke jalur yang benar.

Namun, dengan 200 jenazah yang ditemukan di gunung Everest, tampaknya pemerintah tidak bisa membiarkannya di sana. Diketahui bahwa untuk membawa turun jenazah dari Everest, perlu biaya hingga 70 ribu dollar AS.