Nationalgeographic.co.id – Kekuatan evolusi telah membentuk setiap organisme di Bumi untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dan mereka yang mudah beradaptasi adalah yang paling bisa bertahan di planet ini.
Namun, apa jadinya jika manusia pindah ke planet lain? Masa depan apa yang menanti mereka apabila tinggal di Mars?
Scott Solomon, profesor biologi evolusi dari Rice University, yakin bahwa pemukim pertama di Mars mungkin memiliki adaptasi tertentu yang tidak dimiliki manusia Bumi.
Baca Juga: Berbeda dengan Bumi, Hujan di Saturnus dan Jupiter Menghasilkan Berlian
Mars bukanlah tempat yang ramah untuk ditinggali, apalagi menganggapnya seperti rumah. Planet Merah ini hanya memiliki sekitar 1/3 gravitasi Bumi–artinya kita bisa melompat lebih tinggi dan mengangkat beban lebih banyak di sana.
Namun, di sisi lain, tulang kita menjadi lebih rapuh. Ini akan memberikan komplikasi ekstra pada wanita yang juga mengalami penipisan kalsium saat hamil dan menopause. Kehamilan sendiri akan menjadi sangat sulit dan berbahaya.
Meski begitu, bisa jadi adaptasi justru membuat tulang kita lebih padat dan menangkal efek gravitasi rendah.
“Evolusi yang lebih cepat atau lambat bergantung pada seberapa banyak keuntungan yang dimiliki saat mutasi tertentu,” ungkap Solomon.
“Jika mutasi muncul pada orang-orang yang tinggal di Mars, itu akan memberikan mereka keuntungan bertahan hidup sebanyak 50%. Artinya, setiap individu nantinya akan mewariskan gen-gen tersebut dengan lebih tinggi,” paparnya.
Isu lain yang muncul saat tinggal di Mars adalah radiasi. Planet ini belum mempunyai medan magnet pelindung seperti Bumi. Jadi, orang-orang yang berada di permukaannya akan terpapar radiasi sebanyak 500 milisievert setiap tahun.
Jumlah ini sepuluh kali lebih tinggi dari ambang batas radiasi bagi orang-orang yang bekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir. Juga dua kali lebih besar dari astronaut yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).