Kenali Pertanda Emboli Paru-paru, Penyakit yang Sebabkan Kematian Mendadak Istri Wakil Wali Kota Ambon

By Agus Surono, Selasa, 11 Juni 2019 | 08:10 WIB
Paru-paru manusia. (Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Istri Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler, Iffa Karlina Syarif meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Amsterdam, Belanda sekira pukul 12.20 waktu setempat. Sebelum meninggal dunia, Iffa sempat jatuh pingsan di Bandara Schipoll, Amsterdam pada Sabtu (8/6/2019).

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengabarkan, dari keterangan dokter di rumah sakit itu, Iffa jatuh pingsan dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit disebabkan karena almarhumah mengalami penyumbatan pada paru-paru atau dalam istilah medis disebut pulmonary embolism atau emboli paru-paru.

“Itu bisa terjadi, salah satu penyebabnya adalah sirkulasi darah tidak terlalu lancar, akibat dari pada pengentalan darah,” ujar Richard, melalui video conference kepada para pejabat pemerintah Kota Ambon, para camat dan lurah di Balai Kota Ambon, Senin malam.

Baca Juga: Mengenal Pneumonia, Penyakit Radang Paru-paru yang Diderita Stan Lee

Sambil didampingi Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy dan istrinya,Wakil Wali Kota Ambon tampak bersedih dan mencium tangan istrinya yang wafat di sebuah rumah sakit di Amsterdam Belanda, Senin (10/6/2019) (Foto dok Humas Pemkot Ambon)

Richard mengatakan, selain penyumbatan pada paru-paru, dari pemeriksaan dokter, almarhumah juga didiagnosa memiliki sejumlah indikasi yang menyebabkan kondisinya semakin kritis hingga akhirnya meninggal dunia. “Ada beberapa indikasi yang juga menjadi keprihatinan. Antara lain misalnya, gangguan dan kelemahan pada syaraf otak yang juga akan berdampak besar pada kondisi dari Ibu Iffa,” ujar dia.

Baca Juga: Peneliti Temukan Fosil Paru-paru Burung Purba Dari 120 Juta Tahun Lalu

Kenali tanda emboli paru

Diagram paru-paru manusia. | Patrick J. Lynch/Wikimedia Commons (Abiyu Pradipa)

Emboli paru merupakan kondisi ketika arteri pulmonalis tersumbat. Arteri pulmonalis adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru. Materi penyumbat arteri pulmonalis biasanya gumpalan darah yang berasal dari kaki atau bagian tubuh lainnya.

Dalam banyak kasus darah menggumpal itu bermanfaat--terlebih ketika kita sedang terluka. Namun terkadang penggumpalan darah itu tidak kita perlukan dan justru malah menimbulkan masalah. Khususnya ketika pembekuan itu terjadi di pembuluh vena dekat otot kita.

“Ketika darah menggumpal di sistem peredaran darah yang lebih dalam, mereka bisa menimbulkan nyeri dan sangat berbahaya,” kata Luis Navarro, MD, pendiri Vein Treatment Center di New York City. Penggumpalan ini dikenal dengan istilah deep vein thrombosis (DVT). Kondisi ini mirip dengan kemacetan lalu lintas di jalan raya. Jadi darah terganggu alirannya.

Baca Juga: Sudah Berhenti Merokok, Masihkah Berpotensi Terkena Kanker Paru-paru?

Hati-hati dengan darah menggumpal. (Agus Surono)

Yang berbahaya adalah jika gumpalan ini pindah dari tempat asalnya dan menuju paru-paru. Ini akan menyebabkan munculnya emboli paru (PE) yang memungkinkan organ-organ vital bisa tidak memperoleh oksigen dan darah yang dibutuhkan. Ini bisa merusak paru-paru dan organ lainnya. Bahkan bisa berakibat fatal. Beberapa orang rentan terkena DVT. Karenanya, memperhatikan tanda-tanda DVT sangat membantu.

Kenalilah enam tanda-tanda ini.

1. Bengkak di anggota tubuh

Kaki atau lengan bengkak menjadi tanda umum DVT. “Gumpalan darah dapat memblokir aliran darah di kaki, dan darah dapat mengumpul di belakang gumpalan dan menyebabkan pembengkakan,” kata dr. Navarro.

Curigai jika tungkai membengkak dengan cepat, khususnya jika dibarengi dengan sisi sakit.

Baca Juga: Menyembuhkan Paru-paru yang Rusak Akibat Merokok, Mungkinkah?

2. Kaki atau tangan sakit

Biasanya sakit DVT muncul berbarengan dengan gejala lain seperti bengkak atau kemerahan, namun terkadang bisa berdiri sendiri.

“Sayangnya, rasa sakit akibat penggumpalan darah bisa dikira kram otot, sehingga masalah ini sering tidak terdiagnosis,” kata Navarro.

Nyeri DVT cenderung menyerang ketika kita sedang berjalan atau  melenturkan kaki ke atas.

Jika mengalami kejang otot yang tak bisa digerakkan – khususnya jika kulit di sekitar hangat atau berubah warna – temui dokter.

3. Kemerahan pada kulit.

Meskipun benar bahwa memar adalah jenis penggumpalan darah, itu bukan jenis yang perlu Anda khawatirkan. Kita tidak bisa melihat DVT.

Kita mungkin melihat beberapa perubahan warna saat memar, namun akan lebih mudah melihat warna merah.

DVT menyebabkan kemerahan pada anggota badan yang terkena, dan membuat lengan atau kaku terasa hangat saat disentuh, menurut National Blood Clot Alliance.

Baca Juga: Tak Hanya Kanker Paru-Paru, Merokok Juga Menyebabkan Kebutaan

4. Sakit dada

Ingat, sakit dada bukan berarti terkena serangan jantung atau penyakit jantung ()

Sakit di dada mungkin membuat Anda langsung mengira serangan jantung. Namun itu bisa jadi emboli paru.

“Baik emboli paru atau serangan jantung memiliki gejala yang mirip,” kata dr. Navarro.

Bagaimanapun, emboli paru cenderung terasa sakit dan menusuk, dan memburuk waktu mengambil napas dalam.

Nyeri karena serangan jantung memancar dari daerah atas tubuh seperti bahu, rahang, atau leher.

Petunjuk terbesar adalah dalam hal bernapas, emboli paru akan semakin memburuk setiap kita bernapas.

Jika sudah begitu, segera panggil dokter.

5. Sesak napas atau jantung berdegup

Sesak napas. (elikatseva/iStockphoto)

Gumpalan darah di paru-paru akan memperlambat aliran oksigen.

Ketika oksigen rendah, detak jantung meningkat untuk menebus kekurangan darah, menurut National Institute of Health.

Merasa bergetar di dada dan mengalami masalah dengan napas dalam-dalam bsa menjadi pertanda tubuh kita terkena emboli paru.

Kita juga merasa lemas, atau bahkan pingsan. Jadi, jika ada tanda-tanda tadi segera ke dokter.

6. Batuk tak jelas

Tidak bisa menghentikan batuk yang sering, kering, dan pendek-pendek? Jika disertai dengan napas yang pendek-pendek, detak jantung yang tinggi, atau nyeri dada, bisa jadi itu emboli paru.

“Batuk bisa kering, tapi terkadang seseorang terkena batuk berlendir atau berdarah,” kata Navarro.

Jika ragu-ragu, telepon dokter atau segera ke UGD.