Hati-hati, Lima Kebiasaan Sehari-hari Ini Dapat Memicu Sakit Kepala

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 18 Juni 2019 | 17:16 WIB
Sakit kepala. (iStockphoto/Deagreez)

Nationalgeographic.co.id - Saat mengalami sakit kepala, mudah bagi otak Anda untuk memikirkan skenario terburuk.

Mungkin saja sakit kepala menjadi tanda dari penyakit berbahaya seperti tumor otak, namun, ia juga bisa disebabkan oleh hal-hal kecil yang biasa Anda lakukan sehari-hari.

Dr. Vernon Williams, ahli saraf dan Direktur Center for Sports Neurology and Pain Medicine, Cedars-Sinai Kerlan-Jobe Institute, memaparkan, secara umum, sakit kepala terjadi ketika pembuluh darah, otot, dan saraf Anda dirangsang secara berlebihan.

Baca Juga: Manusia Tertua Berusia Lebih Dari 100 Tahun, Sebenarnya Berapa Lama Kita Bisa Hidup?

“Ketika bagian yang sensitif terhadap rasa sakit ini menjadi terlalu aktif, atau saat aktivitas kimia di otak berubah, Anda akan merasakan sensasi sakit kepala yang tidak nyaman,” katanya.

Pemicu pada setiap orang bisa berbeda-beda, tapi ada beberapa faktor gaya hidup yang memengaruhi sakit kepala. Berikut di antaranya:

Terlalu banyak mengonsumsi daging merah

Dr. Amit Sachdev, asisten profesor sekaligus Direktur Division of Neuromuscular Medicine di Michigan State University, mengatakan bahwa daging merah berkaitan dengan sakit kepala karena kandungan nitratnya. Bahan pengawet tersebut sering ditambahkan ke daging merah untuk mencegah perkembangan bakteri.

Penelitian terbaru menyatakan, beberapa orang memiliki bakteri di mulut yang kemudian berinteraksi dengan nitrat. Itu menyebabkan tingginya kadar gas oksida nitrat sehingga memicu sakit kepala.

Perubahan waktu atau kurang tidur

Jika Anda mengalami sakit kepala sesaat setelah kurang tidur, maka itu pemicunya.

“Pola tidur yang tidak normal atau kekurangan waktu tidur bisa menyebabkan sakit kepala,” ujar dr. Daniel Franc, ahli saraf di Providence Saint John’s Health Center.

Faktanya, penelitian telah menemukan korelasi langsung antaranya kurangnya istirahat dengan kepala berdenyut. Semakin buruk kualitas tidur seseorang, maka semakin mungkin ia menderita sakit kepala.

Alasan mengapa itu bisa terjadi belum terlalu jelas, tetapi kurangnya tidur bisa menurunkan ambang batas rasa sakit dan menstimulasi saraf di batang otak –yang menyebabkan ‘badai hebat’ di kepala.