Nationalgeographic.co.id - Saat mengalami sakit kepala, mudah bagi otak Anda untuk memikirkan skenario terburuk.
Mungkin saja sakit kepala menjadi tanda dari penyakit berbahaya seperti tumor otak, namun, ia juga bisa disebabkan oleh hal-hal kecil yang biasa Anda lakukan sehari-hari.
Dr. Vernon Williams, ahli saraf dan Direktur Center for Sports Neurology and Pain Medicine, Cedars-Sinai Kerlan-Jobe Institute, memaparkan, secara umum, sakit kepala terjadi ketika pembuluh darah, otot, dan saraf Anda dirangsang secara berlebihan.
Baca Juga: Manusia Tertua Berusia Lebih Dari 100 Tahun, Sebenarnya Berapa Lama Kita Bisa Hidup?
“Ketika bagian yang sensitif terhadap rasa sakit ini menjadi terlalu aktif, atau saat aktivitas kimia di otak berubah, Anda akan merasakan sensasi sakit kepala yang tidak nyaman,” katanya.
Pemicu pada setiap orang bisa berbeda-beda, tapi ada beberapa faktor gaya hidup yang memengaruhi sakit kepala. Berikut di antaranya:
Terlalu banyak mengonsumsi daging merah
Dr. Amit Sachdev, asisten profesor sekaligus Direktur Division of Neuromuscular Medicine di Michigan State University, mengatakan bahwa daging merah berkaitan dengan sakit kepala karena kandungan nitratnya. Bahan pengawet tersebut sering ditambahkan ke daging merah untuk mencegah perkembangan bakteri.
Penelitian terbaru menyatakan, beberapa orang memiliki bakteri di mulut yang kemudian berinteraksi dengan nitrat. Itu menyebabkan tingginya kadar gas oksida nitrat sehingga memicu sakit kepala.
Perubahan waktu atau kurang tidur
Jika Anda mengalami sakit kepala sesaat setelah kurang tidur, maka itu pemicunya.
“Pola tidur yang tidak normal atau kekurangan waktu tidur bisa menyebabkan sakit kepala,” ujar dr. Daniel Franc, ahli saraf di Providence Saint John’s Health Center.
Faktanya, penelitian telah menemukan korelasi langsung antaranya kurangnya istirahat dengan kepala berdenyut. Semakin buruk kualitas tidur seseorang, maka semakin mungkin ia menderita sakit kepala.
Alasan mengapa itu bisa terjadi belum terlalu jelas, tetapi kurangnya tidur bisa menurunkan ambang batas rasa sakit dan menstimulasi saraf di batang otak –yang menyebabkan ‘badai hebat’ di kepala.
Melewatkan makan siang
Terkadang, siang Anda terlalu sibuk sehingga melewatkan jam makan tanpa disadari. Jika terus melakukan kebiasaan tersebut, kepala Anda akan melakukan protes.
Melewatkan makan tidak hanya membuat lapar, tapi juga dehidrasi – keduanya bisa memicu sakit kepala. Franc mengatakan, lapisan otak memiliki mekanisme perlindungan yang mengingatkan Anda untuk merawat diri sendiri dengan lebih baik.
“Saat melakukan kebiasaan buruk seperti melewatkan makan, mekanisme tersebut akan memberikan tanda melalui rasa sakit,” katanya.
Memiliki postur tubuh yang buruk
Anda harus berdiri dan duduk dengan tegak. Apabila membungkuk, itu akan membebani otot-otot di belakang leher Anda yang berinteraksi dengan saraf tulang belakang.
Otot leher yang menegang akan membuat marah saraf di belakang kepala sehingga sakit kepala menyerang.
“Faktanya, secara umum, rasa sakit berasal dari jaringan saraf dan ikat. Jika Anda mengganggu otot dan jaringan tersebut, maka ia bisa menimbulkan rasa sakit,” papar Franc.
Baca Juga: Flu Babi Menyerang Beberapa Negara di Dunia, Peneliti: Ini Wabah Penyakit Hewan Terbesar
Stres
Stres merupakan pemicu umum sakit kepala. Menurut Mayo Clinic, stres bisa menyebabkan sakit kepala, mulai dari ringan hingga parah.
Meskipun alasan utama belum jelas, namun teori besarnya mengatakan, orang-orang yang merasakan tegang di kepalanya, memiliki kepekaan terhadap nyeri yang lebih tinggi. Dan saat stres, mereka merasakannya lebih banyak.