Paus di Penangkaran atau Akuarium Cenderung Mati Muda Akibat Stres

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 3 Juli 2019 | 14:34 WIB
Pertunjukan paus orca di taman laut. (Mike Blake/Reuters via National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Hampir satu dekade lalu, SeaWorld menjadi topik utama di berbagai media dunia setelah paus berukuran 6,7 meter bernama Tilikum membunuh pelatihnya di penangkaran.

Menurut para peneliti, tindakan tersebut tidak wajar--kemungkinan disebabkan karena Tilikum stres setelah menghabiskan 27 tahun hidupnya di dalam akuarium. 

Dengan menyusun dan menganalis beragam data ilmiah tentang kesejahteraan paus di penangkaran, sekelompok peneliti yang terdiri dari para ilmuwan mamalia, fisikawan, dan dokter hewan, mampu menghasilkan satu studi komprehensif yang dipublikasikan pada Journal of Veterinary Behavior. 

Baca Juga: Greenland Bisa Kehilangan Esnya Jika Pemanasan Global Terus Terjadi

Mereka menyimpulkan bahwa menempatkan paus orca di 'lingkungan buatan' secara signifikan meningkatkan risiko penyakit dan kematian dini akibat stres kronis. 

"Tidak banyak paus di alam liar yang melukai manusia. Namun, di penangkaran, justru banyak kematian dan cedera. Agresi yang berlebihan ini merupakan akibat dari kehidupan mereka yang terbatas di dalam tangki," papar Lori Marino, pemimpin penelitian. 

Paus orca (Orcinus orca) adalah predator puncak yang sangat cerdas dan tersebar di seluruh dunia. Sebagai makhluk sosial kompleks dengan sistem keluarga terstruktur yang saling mengandalkan, paus orca memiliki otak terbesar dan paling rumit dalam kerajaan mamalia. 

Namun, di sisi lain, mereka adalah spesies ketiga terbanyak yang dipelihara di penangkaran atau akuarium. Biasanya, paus orca akan menghabiskan puluhan tahun hidup di dalam tangki. 

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 63 paus yang ditempatkan di penangkaran. Beberapa di antaranya menunjukkan perilaku abnormal, mengalami infeksi, gangguan kesehatan, dan kematian dini, yang tidak akan kita lihat di lingkungan alamiahnya. Dengan kata lain: paus orca sulit bertahan di taman laut buatan manusia. 

"Orang-orang yang setuju dengan taman laut mengklaim bahwa paus lebih aman di sana karena kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik--tidak perlu berenang jauh untuk menemukan makanan karena sudah disediakan petugas. Namun, ini adalah pemikiran yang salah mengenai karakteristik paus orca," jelas Marino. 

Paus Orca. (Rasmus-Raahauge/Getty Images/iStockphoto)

Selama jutaan tahun, orca memang berevolusi untuk melakukan perjalanan jauh dan menemukan tantangan saat mencari makanan. Ketika mereka tidak bisa melakukan hal ini di penangkaran, paus akan mengalami stres kronis dan efek lainnya.