Perempuan-perempuan yang Memegang Rahasia Mutu Tembakau Deli

By National Geographic Indonesia, Senin, 15 Juli 2019 | 14:56 WIB
(Feri Latief)

Oleh: Feri Latief

Nationalgeographic.co.id - Mengenakan atasan putih dan bawahan kain batik, puluhan perempuan paruh baya tekun bekerja di Gudang Pemeraman Tembakau yang berdiri sejak 1920 di kawasan Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Gudang itu dikelola oleh Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) 2, Sumatera Utara.

Para pekerja itu meneruskan tradisi perempuan pengolah tembakau Deli yang pernah mengguncang sejarah tembakau dunia. Rata-rata mereka sudah bekerja lebih dari 30 tahun. Sampai sekarang, mereka tetap setia mengolah tembakau untuk bahan baku cerutu berkualitas untuk diekspor ke Eropa.

Baca Juga: Kostum Jaran Kepang Untuk Menguatkan Identitas Jaran Kepang Temanggung

Kesetiaan para pekerja dalam mempertahankan seragam kain batik dan atasan putih menggugah rasa ingin tahu. Namun saat ditanya alasannya, mereka mengaku tidak tahu.

“Dari dulu, waktu masuk kerja sudah begitu, pakai kain jarik,” terang Sulasmi, 64 tahun, yang sudah menjalani pekerjaannya sejak 1970-an atau lebih dari 40 tahun. Ia termasuk salah satu pekerja senior. Sedangkan pekerja yang paling muda berumur 40-an tahun.

“Yang muda sudah enggak mau kerja di sini, sudah ada pabrik, enggak ada yang berminat ke tembakau lagi,” jelas Sulasmi yang saat ini menjabat sebagai pengawas.

(Feri Latief)

(Feri Latief)

Pemeraman tembakau di Bulu Cina sempat melibatkan ribuan tenaga kerja, bahkan pada 1990-an masih sekitar 1.000-an pekerja. Kini, yang tersisa hanya 90-an pekerja saja.

Pemeraman adalah bagian dari proses pengering daun tembakau untuk bahan baku cerutu yang dimulai dari proses fermentasi. Produksinya kini jauh menurun, karena banyak lahan yang sebelumnya ditanami tembakau beralih ke tanaman lain, salah satunya tebu. Tambah lagi, pemberlakuan larangan tembakau di berbagai negara pun semakin kuat. Untuk itu,  pihak PTPN 2 sudah memiliki rencana untuk meningkatkan nilai tambahnya.

(Feri Latief)