Perempuan-perempuan yang Memegang Rahasia Mutu Tembakau Deli

By National Geographic Indonesia, Senin, 15 Juli 2019 | 14:56 WIB
(Feri Latief)

“Buluh Cina ini dipakai karena biasa digunakan masyarakat Tionghoa dalam hari besar, agar terus beruntung,” ungkap Nasrul Hamdani, peneliti di Balai Penelitian Nilai Budaya (BPNB) Aceh.

“Gudang itu untuk pengolahan tembakau, sortir, dimensi, kondisi dan mutu, pengeraman dan pengasapan,” kata Nasrul lagi.

(Feri Latief)

(Feri Latief)

Tembakau Deli sempat berjaya di era kolonial Belanda, menjadi andalan ekspor ke manca negara. Sampai saat ini hasil tembakaunya masih diekspor ke Bremen, Jerman. Tembakau inilah yang memicu didatangkan tenaga kerja dari tanah Jawa, Tiongkok, India dan derah lain.

Terbentuknya kota modern, sebagaimana Medan, yang multikultur tak lepas dari adanya perkebunan tembakau yang meraksasa.  Tak heran di kota Medan berdiri Kampung Keling, yang awal mula pemukimnya berasal dari Tamil, India.

(Feri Latief)

(Feri Latief)

Menurut Dr.phil Ichwan Ahari M.S., dari Universitad Negeri Medan, yang disampaikan dalam acara diskusi pada kegiatan Lawatan Sejarah Nasional pada 8-12 Juli 2019 di Medan, semua berawal pada 1863 di Surabaya. Saat itu, Said Bilsagih, pedagang asal Tanah Deli menunjukkan  tembakau Deli kepada Dan Nienhuys, kapitalis yang membawa modal dari Belanda untuk menanam tembakau di Jember, Jawa Timur

Said merayu Nienhuys untuk menanam tembakau di Deli. Ia pun tergoda, lalu ke Tanah Deli, maka dimulailah revolusi agroindustri yang mengguncang sejarah tembakau dunia. Deli pun mengalami revolusi perkebunan, demografi dan revolusi agraria yang kusut sampai sekarang.

Baca Juga: Schumanniade, Gempita Sang Maestro Romantik di Jantung Jakarta

(Feri Latief)

Keberadaan para perempuan pekerja pengolahan tembakau itu adalah jejak kejayaan tembakau Deli. Walau kini kondisinya terus memudar, tapi industri ini mempunyai nilai penting bagi sejarah perdagangan khususnya di Sumatera Timur.

Apalagi ancaman terkini menurut pakar perkebunan dan tembakau  Nusantara, Sudjai Kartasasmita, bahwa sekarang negara-negara Amerika Latin termasuk Brasil mulai mengembangkan tembakau Brazilia Sumatra, yaitu rekayasa dari tembakau Deli untuk merebut pasar cerutu dunia.

Revitalisasi tembakau Deli adalah jalan keluar untuk membangkitkan lagi kejayaannya. Dan pada perempuan-perempuan dari Tanah Deli ini lah kita berharap. Karena di tangan, hati dan kepala mereka mereka ilmu pengetahuan pengolahan tembakau berkelas dunia tersimpan.