Tengok Bagaimana India Bertahan Hadapi Kemarau Ekstrim Tahun Ini

By Mahmud Zulfikar, Jumat, 19 Juli 2019 | 08:00 WIB
keadaan di India, fatamorgana tercipta saking panasnya cuaca (EPA)

Nationalgeographic.co.id - Musim panas tahun ini, Prancis mengeluarkan peringatan merah kepada warganya akibat gelombang panas yang menembus suhu ekstrim.

Di sebuah desa bernama Gallargues-le-Montueux di daerah selatan Prancis suhu udara mencapai 45.9C.  

Tapi bagi India, suhu ekstrim di Prancis hanyalah suhu normal yang sering mereka lalui di musim panas. Bahkan di India Utara suhu telah menembus angka 50C bulan ini.

India mencatat setidaknya ada 130 orang telah meninggal sejak gelombang panas bermula pada pertengahan Mei, tidak menutup kemungkinan catatan buruk ini terus meningkat, tapi semoga saja tidak.

Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Lama Bekerja Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Ibu kota India, Delhi, telah mengalami rekor 48C pada bulan Juni, namun gelombang panas telah menghembus ke wilayah yang luas dari negara bagian Rajasthan di barat hingga Bihar di timur.

Gelombang panas ini terjadi berminggu-minggu tanpa henti di kota dan di desa. Kondisi ini bisa sangat mematikan bagi para warganya.

"Ketika suhu naik di atas 37C, tubuh manusia mulai memanas," jelas Dileep Mavalankar, director of India’s first public health university, the Indian Institute of Public Health Gandhinagar. “Tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi lebih banyak keringat, artinya jantung harus memompa aliran darah dengan cepat dan semakin cepat. Orang dengan jantung, ginjal, atau sirkulasi yang lemah -terutama orang tua atau bayi- sistem tubuhnya tidak bisa beradaptasi, dan bisa menyebabkan mereka dirawat di rumah sakit.

"Tetapi bahkan pada usia muda, jika suhu inti tubuh naik di atas 40C maka kerja otak mulai kacau, kerusakan otak bisa terjadi bila tidak segera didinginkan. Inilah yang bisa menyebabkan kematian."

Baca Juga: Memiliki Ketergantungan Pada Kafein? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya

Namun hebatnya, suhu maksimum yang tercatat pada musim panas ini -meskipun tinggi- adalah dalam batas normal yang diprediksikan terjadi setiap tahun di bulan Mei dan Juni.

“Kita akan melihat suhu mencapai 47C, 48C setiap musim panas,” kata Sanjiv Phansalkar berbicara tentang pedesaan di sekitar Nagpur, Maharashtra, tempatnya tumbuh besar. Dia seorang akademisi yang bekerja dengan Yayasan Transform Rural India. Dia percaya orang dari belahan dunia yang lain -khususnya anak muda yang tumbuh di kota-kota Asia bagian selatan- dapat belajar dari teknik tradisional India tentang cara menghadapi musim panas yang hebat.