Ibu-ibu 'Flamboyan' Bertanam Sayur Demi Kelestarian Bandung

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 27 Juli 2019 | 11:48 WIB
Salah satu anggota Kelompok Berkebun Flamboyan secara rutin memeriksa ketersediaan air di pipa. (Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia)

Kini, pokbun Flamboyan ramai dikunjungi tamu yang ingin belajar atau sekedar berbelanja. Pembeli boleh memetik sendiri sayuran yang ingin dibeli kemudian ditimbang untuk ditentukan harganya.

Selain itu, para pengurus juga berkreasi olahan makanan hasil kebun. Makanan dan minuman seperti jahe, es krim pak choy, jemari pak choy, lapis krispi pak choy, dan bolu kangkung sudah mulai dipasarkan.

Harapannya adalah pokbun dapat lebih berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. “Semoga semangatnya bisa ditiru 30 kecamatan lain di Bandung,”  ujar Jati Windiastuti, penyuluh Dinas Pangan dan Pertanian kota Bandung.

Baca juga: Pelestarian Elang di Ladang Geotermal Kamojang, Harmoni Manusia dan Alam

Sajian hasil olahan Kelompok Berkebun Flamboyan. Mereka menghasilkan 50-100 kilogram sayuran dalam sebulan. (Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia)