Kebakaran Hutan dan Lahan Terus Berulang dari Tahun ke Tahun, Apa Penyebabnya? Alam ataukah Manusia?

By Mahmud Zulfikar, Sabtu, 10 Agustus 2019 | 07:02 WIB
Suka dan duka para Prajurit TNI yang ‘berperang’ melawan kebakaran hutan. (kompas.com / Idon Tanjung)

Tak hanya itu, sifat pembakaran gambut adalah pembakaran dalam. Artinya, titik api muncul dari lapisan bawah tumpukan material organik, sehingga sangat sulit dipadamkan.

Foto udara kebakaran hutan di samping perkebunan kelapa sawit di kabupaten Kumpeh Ulu di Muaro Jambi, provinsi Jambi. (Antara Foto/Reuters/VOA Indonesia)

Akhir-akhir ini kita terus mendapatkan kabar kebakaran hutan dan lahan dari Aceh, Riau, Kendari, Palangkaraya, kawasan Gunung Arjuno dan terbaru kawasan puncak Gunung Ciremai.

Kejadian kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia mencapai 1.130 kasus selama satu dekade terakhir. Artinya, lebih dari 100 kasus kebakaran tiap tahunnya. Kerugian yang ditimbulkan sangat banyak.

Kondisi ruas Jalan Banda Aceh - Meulaboh di kawasan Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, yang diselimuti kabut asap akibat kebaran lahan dan hutan gambut, Selasa (30/07/2019). Sebanyak lima siswa MTsN 1 Aceh Barat mengalami pingsan dan sesak napas akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan gambut. (KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Kasus kebakaran paling banyak terjadi pada tahun 2018, mencapai 527 kejadian. Seluruh kasus terkonsentrasi di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Kebakaran hutan dan lahan turut memicu permasalahan nasional hingga internasional, seperti kabut asap.

Ribuan kasus kebakaran tersebut telah merusak lebih dari 44 juta hektar kawasan hutan di Indonesia. Sementara luas kawasan perkebunan dan pertanian yang terdampak mencapai lebih dari 70.000 hektar.

Baca Juga: Tengok Bagaimana India Bertahan Hadapi Kemarau Ekstrim Tahun Ini