Merawat Ekosistem Kesusasteraan ala Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta

By Mahmud Zulfikar, Jumat, 16 Agustus 2019 | 07:36 WIB
Suasana Lab Ekosistem Sastra kelas Toko Buku Alternatif di KeKini, Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2019). Pemateri adalah Teddy dan Maesy, pemilik Post bookshop. (Eva Tobing/DKJ)

DKJ sebagai mitra kerja gubernur DKI Jakarta dalam menghidupkan kehidupan kesenian di Jakarta berperan sebagai promotor kehidupan kesenian.

"Ini adalah sebuah festival yang sangat penting. Jadi, harapannya nanti tahun-tahun ke depan kita bisa tingkatkan lebih besar lagi. Ini kesempatan bagi kita semua untuk mengintensifkan dialog, tukar pikiran, dan tukar gagasan. Insya Allah, JILF ini akan menjadi sebuah ‘tonggak sejarah' baru bagi kegiatan kebudayaan di Jakarta," ucap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam konferensi pers JILF 2019 di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019), mengutip dari Kompas.com.

Sambutan Gubernur Anies Baswedan, didampaingi Ketua Plt DKJ, pada Konferensi Pers Jakarta International Literary Festival (JILF) 2019 di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat Senin (5/8/2019). (@jilfindo)

“JILF merupakan ajang yang berjuang mempererat solidaritas penulis-penulis negara-negara selatan, sekaligus memperkuat nama Indonesia di kancah sastra dunia,” jelas Aini Sani Hutasoit, perwakilan Komite Sastra DKJ pada pembukaan acara Lab Ekosistem Sastra (LES), Selasa (13/7/2019) di KeKini Cikini, Jakarta Pusat.

“Festival literasi bertaraf internasional ini adalah yang pertama kali hadir di Jakarta,” ujar Aini lagi.

Baca Juga: Memprediksi Perkotaan Masa Depan dengan Bantuan Karya Sastra

JILF memiliki berbagai rangkaian acara yang sangat menarik dan dimeriahkan oleh 60 penulis internasional ternama dari 16 negara. Di dominasi oleh penulis-penulis Indonesia, negara lain yang turut menyumbangkan penulisnya antara lain Bostwana, Siprus, Jerman, India, Malaysia, Mauritius, Palestina, Singapura, Somalia, Afrika Selatan, Thailand, Filipina, Turki, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.