Karena kelihaiannya, sepak terjang Latief di militer dinilai membanggakan. Ia pernah juga menjabat komandan kompi dan berpangkat Sudanco. Pangkat ini berada di bawah pangkat tertinggi pribumi ketika itu, yaitu Daidanco atau komandan batalion.
Ketika berita kekalah Jepang oleh sekutu terdengar Indoneisa, bagi kalangan muda momentum ini dianggap sebagai kesempatan bagi Soekarno dan Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka kemudian menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Upaya ini berhasil hingga akhirnya pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Latief Hendraningrat termasuk orang yang mempunyai peran dalam peristiwa bersejarah ini.
Latief adalah orang yang dipercaya mengamankan lokasi sebelum acara pengibaran bendera di mulai. Ia menempatkan prajuritnya di sekitar Pegangsaan dan mengamankan jalannya acara penting itu.
Setelah pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Ketika itu, Latief memakai seragam tentara Jepang karena merupakan pasukan PETA. Ia bersama Suhud Sastro Kusumo mengibarkan bendera Merah Putih pertama setelah proklamasi kemerdekaan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Belanda Menanggapi Sejarah Kemerdekaan Indonesia?