“Gendang telinga kiri saya rusak oleh sebuah granat yang meledak tepat di sebelah,” tulis Chris mengenang sebuah kecelakaan dalam sesi latihan di Inggris.
Buku hariannya yang dirilis di laman www.zevendecemberdivisie.nl mengungkapkan bahwa saat itu usianya belum genap 19 tahun. Pelatihan wajib militer selama enam bulan pun dilaluinya di Colchester, Inggris. “Gendang telinga kiri saya rusak oleh sebuah granat yang meledak tepat di sebelah,” tulis Chris mengenang sebuah kecelakaan dalam sesi latihan di Inggris. Karena khawatir ditolak, dia sengaja tidak pergi ke dokter. Beruntung hanya telinga kirinya yang bermasalah, sehingga dia tetap melanjutkan wajib militernya.
Baca juga: John Verbeek Menyingkap Coretan dan Bungker Militer Belanda di Cisauk
Chris menjadi salah satu dari ribuan orang sukarelawan yang dikirim pada gelombang pertama ke Hindia Belanda dalam kesatuan tersebut. Mereka berlayar meninggalkan Rotterdam pada 2 Mei 1947 menuju Hindia Belanda. “Sebuah negara dengan pulau-pulau berserak: ‘Sumatera-Jawa-Bali-Lombok-Sumbawa-Flores-Sumba-Timor’ yang hanya saya peroleh di sekolah,” ungkap Chris.
Nama “Tujuh Desember” terinspirasi dari pidato Ratu Wilhelmina di London pada 7 Desember 1942. Empat tahun berselang, pidato tersebut manjadi mandat yang diberikan kepada Divisi Tujuh Desember.
Divisi ini memegang teguh tujuan untuk memberikan kemerdekaan negara-negara jajahan dan menghapuskan diskriminasi ras sehingga semua warga negara punya hak yang sama dalam naungan Kerajaan Belanda.