Lima Fakta Tentang Memek, Kuliner Aceh yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

By National Geographic Indonesia, Rabu, 11 September 2019 | 14:59 WIB
Kuliner khas Aceh, Memek, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. (Dokumen pribadi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, Abdul Karim)

Nationalgeographic.co.id - Kuliner khas Pulau Simeulue, Aceh, bernama memek dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Penobatan itu dilakukan di Hotel Millenium, Jakarta pada pertengahan Agustus bulan lalu.

Pascapenetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, masyarakat dari berbagai daerah penasaran dan beramai-ramai mencarinya. Berikut fakta-fakta tentang memek yang dirangkum KompasTravel.

1. Bentuknya mirip bubur

Memek memiliki bentuk seperti bubur. Memek bisa disantap saat panas maupun dingin. Ia terbuat dari beras ketan gongsen, pisang dengan santan yang dipanaskan, gula, dan garam.

Baca Juga: Ma’Nene Toraja, Ritual Mayat Ratusan Tahun Berganti Pakaian

2. Punya arti mengunyah

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simeulue, Abdul Karim, memek berasal dari bahasa daerah, yakni mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah. Namun, masyarakat setempat lebih suka menyebutnya sebagai memek.

3. Cara buat yang mudah

Memek terbuat dari beras ketan, pisang, gula, dan garam.

Pertama-tama, beras ketan digongsen atau disangrai, sementara pisang dihancurkan tetapi masih dalam kondisi tekstur kasar. Kemudian itu diberikan santan yang telah dipanaskan, gula serta garam. Tak lupa juga taburkan beras yang telah disangrai.

Baca Juga: Perlombaan Panjat Pinang Berakar dari Tradisi Pecinan Nusantara

4. Muncul saat bulan Ramadhan