Nationalgeographic.co.id - Kuliner khas Pulau Simeulue, Aceh, bernama memek dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Penobatan itu dilakukan di Hotel Millenium, Jakarta pada pertengahan Agustus bulan lalu.
Pascapenetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, masyarakat dari berbagai daerah penasaran dan beramai-ramai mencarinya. Berikut fakta-fakta tentang memek yang dirangkum KompasTravel.
1. Bentuknya mirip bubur
Memek memiliki bentuk seperti bubur. Memek bisa disantap saat panas maupun dingin. Ia terbuat dari beras ketan gongsen, pisang dengan santan yang dipanaskan, gula, dan garam.
Baca Juga: Ma’Nene Toraja, Ritual Mayat Ratusan Tahun Berganti Pakaian
2. Punya arti mengunyah
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simeulue, Abdul Karim, memek berasal dari bahasa daerah, yakni mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah. Namun, masyarakat setempat lebih suka menyebutnya sebagai memek.
3. Cara buat yang mudah
Memek terbuat dari beras ketan, pisang, gula, dan garam.
Pertama-tama, beras ketan digongsen atau disangrai, sementara pisang dihancurkan tetapi masih dalam kondisi tekstur kasar. Kemudian itu diberikan santan yang telah dipanaskan, gula serta garam. Tak lupa juga taburkan beras yang telah disangrai.
Baca Juga: Perlombaan Panjat Pinang Berakar dari Tradisi Pecinan Nusantara
4. Muncul saat bulan Ramadhan
Memek lebih mudah ditemukan saat jelang atau bulan Ramadhan. Masyarakat setempat biasanya membuat memek dalam porsi yang besar. Rasanya yang manis membuat memek disantap sebagai hidangan buka puasa.
5. Ada di kafe
Karim mengatakan, memek saat ini bisa ditemukan dengan mudah di destinasi-destinasi wisata sekitar Simeulue. Wisatawan bisa menemukan memek di kafe-kafe yang di Pulau Simeulue. Untuk membeli satu cup plastik memek, harga yang perlu dibayarkan adalah Rp 5.000.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Lengkap Seputar Memek, Kuliner asal Aceh".