Mengenal Tujuh Jenis Burung Cendrawasih Khas Indonesia

By National Geographic Indonesia, Jumat, 13 September 2019 | 11:42 WIB
Cendrawasih besar (Paradisaea apoda) yang terekam di Kepulauan Aru, Indonesia. (Tim Laman)

6. Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica)

Jenis burung cendrawasih berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm, dari marga Cicinnurus. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda.

Endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi.

Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang dibeli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin. Penamaan burung ini untuk menghormati Edward Wilson atau dalam bahasa Inggris disebut Wilson Bird of Paradise.

7. Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra)

Burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning, jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya. Bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan di ekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Sedangkan burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

Baca Juga: Kadar CO2 Semakin Tinggi, Tumbuhan di Sabana Afrika Terancam Punah

Cenderawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat.

Cenderawasih merah bersifat poligami, di mana burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain, sedangkan Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Khas dan Unik, 7 Jenis Burung Cendrawasih Endemik Indonesia". Penulis: Ellyvon Pranita.