Nationalgeographic.co.id - Sepertiga tanaman yang hidup di sabana Afrika, bisa mengalami kepunahan seiring semakin meningkatnya level CO2 di atmosfer. Sebuah studi menyatakan, selain menghangatkan iklim, kenaikan kadar gas rumah kaca juga akan memicu perubahan pada vegetasi Bumi.
Tim peneliti menganalisis "fosil kimia" untuk melacak pertumbuhan tanaman selama bertahun-tahun di tenggara Afrika. Mereka menemukan bahwa tingginya kadar CO2 telah memicu perubahan dramatis pada kawasan hijau di wilayah tersebut. Sekitar 8.000 dari 23.000 spesies tanaman subtropis yang ada di sabana Afrika, akan punah jika kadar CO2 terus meningkat.
Mereka memperkirakan, tingkat kehilangannya mungkin akan menjadi yang tertinggi dalam 15 ribu tahun terakhir.
Baca Juga: BNPB: Luas Lahan dan Hutan yang Terbakar Paling Banyak di NTT
Dr Clayton Magill, pemimpin penelitian dari Heriot-Watt University, mengatakan, hasil studi ini sangat mengkhawatirkan mengingat pentingnya keanekaragaman tumbuhan bagi orang-orang di seluruh dunia.
"Studi kami menunjukkan adanya bencana yang mengancam keanekaragaman hayati di Afrika. Tak dapat dipungkiri, kepunahan spesies sangat menonjol untuk wilayah subtropis seperti sabana," paparnya.
Para ilmuwan mempelajari jejak kimia yang ditinggalkan oleh minyak nabati di Bumi yang mengungkap perubahan pada komunitas tumbuhan selama ribuan tahun. Perubahan komposisi tersebut mencerminkan tingkat CO2 yang berfluktuasi selama 25.000 tahun terakhir. Mereka mengatakan, tren ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa dekade mendatang.
Polusi karbon yang dihasilkan dari konsumsi bahan bakar fosil saat ini, mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumya. Parahnya, kadar CO2 diperkirakan akan terus meningkat di 2019.
Baca Juga: NASA Tunjukkan Perubahan Dramatis Pada Gletser Greenland yang Mencair
Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia berdampak pada kepunahan massal yang sedang terjadi–terutama karena peran mereka dalam pemanasan global.
Banyak spesies yang terancam punah karena suhu tinggi membuat habitat mereka tak bisa lagi dihuni. Belum lagi ekspansi manusia yang semakin mengancam tempat tinggal mereka.
Hasil studi terbaru ini dipublikasikan pada jurnal PLOS ONE.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR