Lima Penyakit yang Semakin Berkembang Akibat Perubahan Iklim

By National Geographic Indonesia, Selasa, 5 November 2019 | 10:48 WIB
Virus Hepatitis B dan molekul DNA. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Tidak hanya berbahaya bagi Bumi, perubahan iklim juga memengaruhi kesehatan kita. Ia dapat menyebabkan efek jangka panjang yang serius.

Perubahan iklim terjadi karena aktivitas manusia yang menghasilkan berbagai gas sehingga memerangkap panas di atmosfer. Dampaknya, suhu rata-rata bumi menjadi lebih hangat dari tahun ke tahun. Beberapa negara di dunia mengalami gelombang panas dan kenaikan curah hujan.

Baca Juga: Peneliti: Bayar Hutang Tidur di Akhir Pekan Kurangi Risiko Kematian

Ini adalah kondisi yang ideal bagi serangga untuk berkembang biak. Nyamuk, lalat, dan serangga sejenisnya bermigrasi dari wilayah yang dingin menuju tempat yang lebih hangat. Mereka lalu bertelur dalam kubangan air yang bertambah banyak akibat hujan.

Akibat perubahan iklim yang begitu drastis, perkembangbiakan bakteri, virus, dan parasit juga meningkat. Hal ini lambat laun menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Beragam penyakit yang timbul akibat perubahan iklim

Ada begitu banyak masalah kesehatan yang mengalami peningkatan akibat perubahan iklim. Berikut adalah beberapa yang paling sering terjadi:

1. Malaria

Malariabkan oleh infeksi Plasmodium. Parasit ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejalanya adalah demam, sakit kepala, dan menggigil. Tanpa penanganan segera, penyakit dapat bertambah parah dan berakibat fatal.

Beberapa wilayah di Indonesia sebenarnya telah aman dari malaria. Namun, angka penyakit malaria tetap bisa meningkat akibat perubahan iklim. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengontrol populasi nyamuk di penampungan air bersih, sungai, dan sawah.

2. Kolera

Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini menular lewat makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penderita umumnya mengalami diare dan dehidrasi parah yang dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani.

Penyakit kolera biasanya lebih banyak terjadi di wilayah kumuh, padat penduduk, dan sulit mendapatkan akses air bersih. Cara terbaik mencegah kolera adalah dengan rajin mencuci tangan serta memastikan kebersihan air dan makanan sebelum dikonsumsi.

3. Demam berdarah

Penyakit lain yang meningkat akibat perubahan iklim adalah demam berdarah. Seperti malaria, demam berdarah juga menular melalui gigitan nyamuk. Bedanya, demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes.

Gejala demam berdarah antara lain demam, sakit kepala, sendi terasa linu, serta muncul bintik-bintik merah pada tubuh. Demam berdarah yang tidak ditangani dapat menyebabkan perdarahan, syok, hingga kematian.