Pada 2018 sejumlah peneliti dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar penelisikan sejumlah tebing di kawasan Misool. Mereka juga melakukan pemetaan situs seni cadas yang terserak di wilayah itu.
“Motif seni cadas prasejarah di Kawasan Misool terdiri dari motif cap tangan, motif binatang, motif geometris, motif bulat, motif antropomorfis, motif stensil beliung, dan motif stensil boomerang,” sebut Yosua Adrian Pasaribu Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Motif binatang yang digambarkan pada 13 dari 23 situs seni cadas prasejarah di kawasan itu antara lain motif lumba-lumba, ikan-ikan laut, burung, dan kadal. Yosua telah meneliti motif binatang yang digambarkan dalam seni cadas di Misool.
Pada saat kunjungan lapangan, peneliti mendapatkan data berupa 59 gambar, terdiri 8 motif binatang pada 13 situs.
Baca Juga: BBM Satu Harga Bawa Papua Lebih Sejahtera, Keadilan Energi Bukti Indonesia Tolak Diskriminasi
Berdasarkan pengamatan terhadap data lapangan, seni cadas terdapat pada 23 situs di Misool. Satu situs yakni Gua Kasam 2 tidak memiliki tinggalan seni cadas prasejarah namun terdapat temuan berupa tulang belulang manusia, fragmen gerabah, arang, dan potongan-potongan stalagtit yang disusun membentuk ruang di lantai gua.
Pengamatan seni cadas mengidentifikasi 270 gambar yang terdiri dari motif cap tangan sebanyak 87 gambar, motif binatang sebanyak 59 gambar, motif geometris sebanyak 56 gambar, motif bulat sebanyak 45 gambar, motif stensil tidak teridentifikasi (unidentified) sebanyak 7 gambar, motif antropomorfis sebanyak 7 gambar, motif stensil beliung sebanyak 5 gambar, dan motif stensil bumerang sebanyak 4 gambar.