Nationalgeographic.co.id - Mayat seekor anjing prasejarah membuat para ilmuwan kebingungan setelah itu ditemukan di permafrost Siberia.
Anjing misterius yang diketahui baru berusia dua bulan ketika meninggal tersebut, diberi nama "Dogor", berarti "teman" dalam bahasa Yakut yang kerap digunakan di wilayah tersebut.
Anjing ini ditemukan di sekitar sungai Indigirka di Siberia, timur laut Yakutsk. Saat ini, ia sedang dipelajari oleh Swedish Centre for Palaeogenetics (CPG).
Baca Juga: Lebih Dari 800 Tulang Mamut Ditemukan di Situs Kuno Meksiko
Bagaikan 'kulkas alami', permafrost bisa menjaga kondisi anjing kuno tersebut dalam keadaan baik--lengkap dengan bulu, kumis dan giginya. Meski begitu, para peneliti belum mengetahui dengan pasti dari spesimen mana ia berasal.
Yang pasti, anjing ini memiliki jenis kelamin laki-laki dan berusia sekitar 18 ribu tahun. Pengurutan genom belum mampu menentukan apakah itu serigala, anjing, atau nenek moyang keduanya.
"CPG memiliki bank DNA terbesar di Eropa dan semua gigi taring dari seluruh dunia, tapi dalam kasus ini, mereka tetap belum bisa mengidentifikasi anjing tersebut," ungkap Love Dalén, profesor evolusi genetika di CPG.
Manusia mulai menempati bagian utara Rusia sekitar 32.500 tahun lalu. Lebih lanjut, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa manusia memelihara anjing sekitar 10 ribu-40 ribu tahun lalu. Artinya, bisa saja Dogor merupakan anjing rumah tangga yang setia, serigala liar yang rakus atau di antaranya.
Baca Juga: Trofi dari Kepala yang Dipenggal, Simbol Kekuasaan Peradaban Inca
Permafrost menciptakan kondisi sempurna untuk mengawetkan material organik. Temperatur di bawah nol cukup untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang tidak akan membuat tubuh busuk.
Contoh menakjubkan lain dari penemuan satwa prasejarah yang terawetkan oleh permafrost adalah kepala serigala dari zaman es berusia 40 ribu di distrik Abyisky, Yakutia, pada tahun lalu.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR