Kenali Bahan Kain yang Berdampak Baik dan Buruk Bagi Lingkungan

By , Kamis, 13 Februari 2020 | 18:18 WIB
Pertumbuhan mode dan tren busana yang cepat telah menimbulkan dampak limbah tekstil. Bertukar baju antarwarga kota menjadi salah satu solusi memperlambat laju limbah tersebut. (chokja/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Industri mode memang masih menjadi tren dan daya tarik tersendiri bagi setiap kalangan. Ini menjadikan industri mode terus berkembang dan terus berproduksi membuat busana dengan berbagai model serta desain. Kita pun setiap hari menggunakan busana dari berbagai macam bahan.

Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa bahan yang berdampak buruk bagi lingkungan? Dilansir dari The Independent, mari simak beberapa bahan kain yang berdampak buruk dan baik bagi lingkungan.

Kain yang Berdampak Buruk 

1. Kapas

Menurut beberapa pakar mode, dalam pertanian, kapas menggunakan pestisida dan bahan kimia beracun yang dapat meresap ke dalam bumi dan persediaan air.

Dilansir dari greeners.co, Fashion for Good berkata bahwa produksi kapas konvensional menyumbang seperenam dari jumlah seluruh pestisida di seluruh dunia. Tentu ini berdampak buruk bagi petani serta komunitas lokal lainnya.

Baca Juga: Menstrual Cup, Solusi untuk 2,3 Miliar Lembar Sampah Pembalut?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 20.000 individu meninggal karena kanker dan menderita keguguran akibat bahan kimia yang disemprotkan kepada kapas.

2. Bahan Turunan Hewan (Wol, Kulit, dan Bulu)

Bahan yang paling umum di bagian ini adalah poliester (55%), nilon (5%), dan akrilik (2%). Selain sintetis, bahan ini juga bergantung pada petrokimia untuk bahan bakunya, yang merupakan ekstraksi dari bahan bakar fosil.

Kain yang Berdampak Baik 

1. Kain Daur Ulang

Saat ini sudah ada gerakan poliester daur ulang. Kegiatan tersebut menggunakan energi hingga setengahnya untuk membuat dan menyimpan plastik dari tempat pembuangan sampah. Industri mode harus memanfaatkan kembali bahan yang sudah ada.

Namun, perlu dicatat bahwa poliester daur ulang masih menghasilkan serat mikro. Disarankan untuk menggunakan produk yang mengurangi penumpahan serat dan menyaring beberapa serat yang benar-benar tembus.

Baca Juga: Empat Langkah Sederhana Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

2. Serat Selulosa Buatan Manusia

Selulosa merupakan senyawa organik yang merupakan komponen struktural utama dinding sel dari tanaman hijau dan juga yang diperoleh dari bahan nabati. Bahan ini dapat diekstrak secara langsung dari tanaman seperti kapas atau diolah secara kimiawi. Jika diproduksi tanpa menggunakan zat apa pun, serat berbasis selulosa dapat diurai secara aman.