Nationalgeographic.co.id - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan empat tempat potensial yang akan menjadi misi penelitian berikutnya di masa depan.
Penelitian ini ditujukan untuk menguak rahasia tata surya yang belum diketahui manusia. Misi berikutnya pada empat tempat ini diharapkan dapat membuka cakrawala untuk memperluas rencana dan target yang akan dilakukan NASA.
Pemilihan empat tempat potensial ini bukan tanpa sebab. Sebelumnya NASA mengundang para ilmuwan dan insinyur untuk membangun proyek misi pengetahuan tentang planet dan memperdalam pengetahuan mengenai tata surya. Selain itu, misi ini memberikan frekuensi kesempatan yang banyak untuk meneliti ilmu pengetahuan tentang planet-planet.
Baca Juga: Astronom Deteksi Ledakan Besar di Luar Angkasa Selain Big Bang
Dilansir dari situs resmi NASA, Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi dari Direktorat Misi Sais NASA mengatakan: “Misi-misi yang terpilih ini memiliki potensi untuk mengubah pemahaman kita tentang beberapa dunia di tata surya yang paling aktif dan kompleks.”
Dari acara temu undangan tersebut, hasil tersebut menghasilkan 4 proyek misi di masa depan. Di antaranya:
DAVINCI+ (Investigasi Venus untuk Atmosfer, Kimia, dan Citra Tambahan)
NASA menyatakan bahwa DAVINCI+ akan membantu misi menganalisis atmosfer Venus. Hal tersebut berguna untuk memahami bagaimana proses pembentukan planet. Juga bagaimana Venus berevolusi dan apakah ada lautan di masa lalu.
DAVINCI+ akan memasuki atmosfer Venus yang menantang dan mengandung zat-zat berbahaya. James Garvin dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA akan menjadi peneliti utama, dan menjadi penyedia manajemen proyek tersebut.
IVO (Pengamat Gunung Berapi Io)
Io adalah salah satu satelit alami Jupiter yang memiliki aktivitas vulkanik paling tinggi di tata surya.
Karena sedikitnya pemahaman hingga saat ini, IVO akan menjadi misi NASA yang meneliti bagaimana aktivitas magma hingga meletus di Io, serta kemungkinan adanya samudera magma di dalamnya. Selain itu, IVO juga dapat membantu pemahaman astronom tentang pembentukan Io di masa lalu dan evolusi benda-benda berbatu, serta dunia lautan es di tata surya kita.
Alfred McEwen dari Universitas Arizona akan menjadi peneliti utama misi ini. Sedangkan manajemen proyek misi IVO ini akan dilakukan oleh Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins.
TRIDENT
Misi dari TRIDENT akan diarahkan untuk penjelajahan Triton, satelit alami Neptunus yang unik. Misi ini dilaksanakan untuk memahami jalur menuju kawasan planet yang dapat dihuni di jarak yang sangat jauh dari Matahari.
Sebelumnya NASA memiliki misi menuju Triton melalui Voyager 2, yang menemukan bahwa Triton memiliki pelapisan ulang secara aktif untuk menghasilkan lapisan-lapisan baru.
Triton memiliki ionosfer yang dapat menciptakan salju dan potensi adanya laut di dalamnya. Hal itu membuat NASA tertarik untuk mengeksplorasinya untuk kemungkinan adanya potensi untuk dihuni dan berkembang biak di luar Bumi.
TRIDENT akan membantu memetakan secara rinci apa saja yang ada di Triton, dan mengetahui potensi adanya samudera di bawah laut.
Misi ini akan akan mengikut sertakan Louise Prockter dari Institut Pengetahuan Planet dan Bulan, Asosiasi Universitas Penelitian Alam Semesta, sebagai peneliti utama. Dan Laboratorium Tenaga Penggerak Jet (JPL) NASA akan menyediakan manajemen proyek TRIDENT.
VERITAS (Emisivitas Venus, Ilmu Radio, InSAR, Topografi, dan Spektroskopi)
Hampir sama dengan misi DAVINCI+, VERITAS akan membantu memetakan permukaan Venus untuk menentukan sejarah geologis planet tersebut dan memahami mengapa planet tersebut berkembang sangat berbeda dari Bumi.
VERITAS akan membantu membangun konstruksi tiga dimensi topografi dan mengonfirmasi proses-proses geologis di seluruh planet Venus. Hasilnya akan dapat memahami lempeng tektonik dan aktivitas vulkanisme di Venus.
Mengorbit Venus dengan radar aperture sintetis, VERITAS memetakan ketinggian permukaan di hampir seluruh planet untuk membuat rekonstruksi tiga dimensi topografi dan mengkonfirmasi apakah proses, seperti lempeng tektonik dan vulkanisme, masih aktif di Venus.
VERITAS juga akan memetakan emisi inframerah dari permukaan untuk memetakan geologi Venus, yang sebagian besar tidak diketahui. Suzanne Smrekar dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena, California, akan menjadi peneliti utama.
Baca Juga: NASA Menangkap Gambar Berbentuk Naga di Sistem Ngarai Planet Merah
Misi-misi ini dipilih berdasarkan nilai sains yang memiliki potensi dan kelayakan rencana pengembangan setelah proses pengulasan secara kompetitif.
NASA menyampaikan bahwa empat studi tersebut akan mendapatkan dana sebesar 3 juta dollar AS (Rp41 miliar). Digunakan untuk mengembangkan, mematangkan konsep, dan melaporkan konsep studi.